[ad_1]
JAKARTA,– Kecakapan dalam menggunakan internet dan media digital bukan hanya tentang penguasaan teknologinya saja. Namun bagaimana masyarakat mampu menggunakan media digital dengan penuh tanggung jawab.
Masyarakat perlu mengetahui dampak yang bisa ditimbulkan dari sekadar mengunggah atau mengomentari sesuatu di ranah digital seperti beberapa platform social media yang ada dari Facebook, Whats’App, Twitter, YouTube, hingga Instagram.
Menanggapi penyebaran Hoax hingga berita palsu di internet, Bentang Febriyanti dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia saat webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat I, Kabupaten Bogor mengungkapkan hal-hal yang perlu diketahui untuk mengecek berita dan informasi palsu.
Beberapa informasi yang biasa beredar di masyarakat adalah lowongan kerja palsu, hingga berita palsu yang dapat dicek terlebih dahulu kebenarannya. Di antaranya dengan meneliti sumber asli, foto, dan video yang bisa dilakukan melalui Google dan Yandex.
“Kalau foto tersebut hoax itu akan muncul, akan dipakai di media arus utama,” ujar Bentang.
Biasanya sumber berita palsu yang mengecohkan masyarakat itu merupakan berita di masa lampau yang tanggalnya diubah.
Nah, sebelum memercayai sebuah informasi masyarakat perlu juga untuk meneliti sumber asli dan membandingkan dengan sumber berita lain.
“Jangan hanya membaca judul, tapi periksa isi beritanya. Kalau sebuah informasi belum cukup, kita harus menunggu dua atau tiga klarifikasi dari sumber media lain. Kalau kita ragu akan sumber sebaiknya hentikan, jangan menyebarkannya lewat Whats’App atau media sosial,” ujarnya lagi.
Webinar Literasi Digital merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Ketua Asosiasi Promotor Musik Dino Hamid, Kaprodi FH UBJ Clara Tobing, dan Psikolog & SEJIWA Senior Trainer Hellen Citra Dewi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
95 kali dilihat, 85 kali dilihat hari ini
[ad_2]
Sumber Berita