[ad_1]
Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M. Faqih, mengatakan setiap daerah mesti menyediakan tempat isolasi mandiri (isoman) bagi pasien Covid-19 bergejala ringan, agar tidak memenuhi rumah sakit. Tempat tersebut dapat berupa gedung kosong, gedung olah raga, atau bahkan hotel.
“Mereka yang bergejala ringan sebaiknya ditampung di ruang isolasi mandiri yang termonitor. Jangan isoman di rumah karena nanti bisa bahaya untuk klaster tetangga,” katanya dalam diskusi virtual bertajuk ‘Covid Meradang Pasca-Libur Panjang’, Sabtu (19/6).
Menurutnya, upaya ini perlu dilakukan supaya rumah sakit bisa dimanfaatkan secara optimal oleh pasien dengan gejala sedang dan berat. Diketahui, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupany rate (BOR) di banyak daerah rata-rata di atas 80%. Bahkan, beberapa di antaranya sudah mencapai 100% alias penuh.
“Jadi butuh gerak cepat. Misalnya, mengonversi rumah sakit yang awalnya tidak menangani [pasien] Covid-19 segera dipersiapkan untuk penanganan Covid-19. Sementara untuk rumah sakit rujukan Covid-19 butuh dilakukan tambahan pompa, alat, dan tenaga kesehatan,” ungkapnya.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Satgas Covid-19, TNI-Polri, IDI Wilayah, dan sejumlah perhimpunan untuk menyokong tenaga kesehatan. Selain itu, juga mengatur penjadwalan dan backup bantuan relawan sehingga mencegah faktor kelelahan para nakes.
“Kalau orang yang menderita Covid-19 cepat ditangani itu angka kesembuhannya lebih tinggi. Jangan sampai terlambat, apalagi sudah mengalami gejala sedang atau perburukan. Itu risiko kematiannya akan lebih tinggi,” ujarnya.
[ad_2]
Sumber Berita