Ethiopia di Tengah Proses Liberalisasi Telekomunikasi  

[ad_1]

Jakarta, Selular.ID – Kementerian keuangan Ethiopia, hari Senin (26/4) mengatakan bahwa pihaknya telah menerima dua tawaran, dari MTN Afrika Selatan (MTNJ.J) dan sebuah konsorsium termasuk Safaricom Kenya (SCOM.NR), untuk izin operasi telekomunikasi baru.

Penguguman itu dilontarkan setelah ada upaya negara untuk meliberalisasi Industri  ekonominya. Dan bahkan di sektor telekomunikasi saja, negara berpenduduk 110 juta orang itu merupakan salah satu pasar yang tertutup di dunia.

Baca juga: Pemerintahan Joe Biden Menolak Bersikap Keras Terhadap Huawei dan ZTE

Dalam laporan ini kata kementerian keuangan dalam sebuah posting di Twitter telah menerima dua tawaran, melalui Vodafone (VOD.L), Vodacom (VODJ.J), CDC Group Inggris dan Sumitomo Corp (8053.T) Jepang, yang juga merupakan bagian dari konsorsium.

“Kami akan memilih pemenang setelah evaluasi teknis dan keuangan selesai. Pemerintah dalam hal ini dapat memberikan satu atau dua izin atau bahkan berhak membatalkan proses tender itu,” kata Balcha Reba, direktur jenderal Otoritas Komunikasi Ethiopia, pada konferensi pers.

Langkah ini setidaknya akan membuka industri telekomunikasi Ethiopia lebih luas, sekaligus dianggap sebagian hadiah besar dalam upaya negara untuk meliberalisasi ekonomi miliknya. Sekedar informasi liberalisasi yang hadir dalam hal ini, setidaknya melibatkan penjualan 45% saham Ethio Telecom.

CEO Vodacom Group Shameel Joosub mengatakan konsorsium telah mengajukan tender yang sangat kuat, proses ini akan menjadi peluang liberalisasi telekomunikasi Ethiopia terbesar dan terakhir di dunia.

Baca juga: Elon Musk Rancang ‘Penyembur Api’, Buat Apa?

Pemenang tender akan mendapatkan izin operasi penuh, tetapi mereka tidak akan diizinkan untuk mengoperasikan layanan keuangan berbasis telepon seluler, kata pejabat pemerintah tahun lalu.

Tak hanya itu, para pemenang nanti juga akan diminta untuk menyiapkan infrastruktur jaringan mereka sendiri, seperti menara telepon seluler, dan lain sebagainya.



[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version