Kerabat Kru KRI Nanggala-402 Whilly Harsono: Di Sela Kesibukan, Ia Garap Tesis

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Air mata Agnes berderai saat doa penutup misa harian Gereja Katolik Paroki Santo Yusuf Karangpilang, Surabaya,  dibacakan, Senin petang, 26 April 2021. Misa harian gereja katolik di Jalan Karangpilang I itu memang memberi atensi khusus pada dua jemaat mereka sekaligus kru KRI Nanggala-402 yang dinyatakan telah gugur, Letnan Kolonel (E) Fidhelis Whilly Harsono Putra dan Mayor Laut (E) Yohanes Heri.

Whilly adalah jemaat Gereja Paroki Santo Yusuf dari wilayah A (Surabaya), adapun Heri dari wilayah F (Gresik). Agnes, kakak sepupu Whilly, mengatakan datang mewakili keluarga inti karena istri Whilly masih dalam kondisi shock. Dia sempat pingsan pada Minggu malam, 25 April 2021, dan dilarikan ke RSAL dr Ramelan. “Setelah dikasih obat diperbolehkan pulang,” ujar Agnes.

Menurut Agnes, Whilly adalah tipikal orang yang aktif berkegiatan. Sejak masih muda, Whilly sudah berkecimpung di organisasi Muda-mudi Katolik dan ikut olahraga basket. Sekarang, di sela-sela tugasnya sebagai anggota TNI Angkatan Laut, ia rajin di kegiatan gereja. “Whilly didapuk sebagai panitia pembangunan gereja di daerah Semolowaru, Surabaya, karena memang orangnya sangat aktif,” kata Agnes.

Bahkan, di tengah himpitan waktu, Whilly masih meluangkan diri untuk menempuh studi S-2 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Sebelum gugur, kata Agnes, Whilly sedang mengerjakan tesis. “Ia semangat mengerjakan tesis agar S-2-nya segera selesai,” tutur Agnes.

Agnes berujar, ibunda Whilly, Sri Hartini dan ayahnya, Harsono, sempat drop kesehatannya saat mendengar kabar bahwa KRI Nanggala-402 hilang kontak. Meski demikian, Sri Hartini, menurut Agnes, masih menyimpan optimisme anaknya selamat karena belum melihat jasadnya secara langsung. Adapun Harsono, walaupun juga punya optimisme terhadap Whilly, lebih tenang dalam menyikapi keadaan.  

“Kalau nge-share di grup WA keluarga, Om Harsono selalu bilang ‘dalam nama Tuhan Yesus haleluya, amin. Pasti semuanya tidak ada yang mustahil bagi Tuhan’. Mesti begitu bunyi pesannya,” kata Agnes.

Baca Juga: Ditemukan di Kedalaman 838 Meter, KRI Nanggala Terbelah Tiga

  



[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version