Korsel Perpanjang Larangan Penerbangan Langsung dari Inggris

[ad_1]

Korea Selatan Senin mengumumkan akan memperpanjang larangan penerbangan langsung dari Inggris hingga 7 Januari setelah tiga orang yang baru-baru ini memasuki negara itu dites positif terjangkit varian baru Covid-19 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.

“Kami akan memperpanjang larangan penerbangan dari Inggris ke Korea Selatan satu pekan lagi dan terus mengevaluasi apakah kami perlu memperpanjang masa penangguhan, sementara kami melihat bagaimana situasi berkembang,” kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Jeong Eun-kyeong.

Menurut lembaga tersebut, ketiga orang itu tiba pada 22 Desember setelah penerbangan dari London, membuat mereka menjadi kasus pertama virus versi baru yang dideteksi di Korea Selatan.

Jepang, yang melaporkan kasus pertama varian virus itu, melarang kedatangan semua orang asing nonresiden mulai Senin tengah malam hingga akhir Januari.

Efektif Senin, pihak berwenang AS menyatakan penumpang dari Inggris harus dinyatakan negatif Covid-19 72 jam sebelum keberangkatan.

Pihak berwenang Inggris diperkirakan akan menyetujui vaksin virus corona buatan AstraZeneca pekan ini, dan pimpinan perusahaan itu menyatakan vaksin itu akan seefektif vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna dalam melawan virus tersebut.

CEO AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan kepada the Sunday Times bahwa perusahaan itu “menemukan formula yang ampuh dan bagaimana mencapai keampuhan yang sama setelah dua dosis.”

Ia menambahkan bahwa ia yakin vaksin buatan perusahaannya juga akan efektif untuk varian baru virus corona, yang lebih mudah menular dan menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Jika disetujui, vaksin AstraZeneca akan menjadi vaksin ke-lima yang diluncurkan untuk memberantas virus itu. Hasil uji awal menunjukkan bahwa vaksin itu 70 persen efektif untuk mencegah Covid-19, dibandingkan dengan efektivitas 95 persen vaksin yang dikembangkan Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech. Rusia dan China juga memiliki vaksin mereka sendiri.

Johns Hopkins University mencatat sekarang ini ada 80,8 juta orang di seluruh dunia yang terjangkit virus corona dengan 1,7 juta kematian.

Di AS, 19 juta orang telah terjangkit virus ini dan lebih dari 333 ribu orang telah meninggal dunia. [uh/ab]

[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version