[ad_1]
Kian berkembangnya metode belajar di dunia pendidikan, membuat pendidikan kini menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari. Sebab, melalui pendidikan dapat membuka akses lebih luas kepada dunia usaha maupun industri.
Pendidikan dan dunia usaha merupakan dua elemen yang tak bisa dipisahkan, sebab dari dunia pendidikan akan menghasilkan bibit-bibit unggul yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan di dunia kerja. Latar belakang inilah yang membuat Kemendikbud melakukan link and match agar nantinya para lulusan SMK atau pendidikan vokasi dapat langsung bekerja di dunia usaha dan dunia industri (DU/DI).
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam menjelaskan bahwa adanya ketidaktahuan akan masa depan yang akan terjadi, maka kita harus bersama-sama bergandengan tangan antara dunia pendidikan dengan dunia industri, dunia kerja, dan dunia usaha.
Direktur Jenderal (Dirjen) Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto mengatakan bahwa vokasi harus terus melakukan inovasi dan terobosan. Meski sebagian besar sudah berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI), link and match harus terus ditingkatkan.
Ia mengatakan bahwa link and match antara vokasi dan DUDI harus dimulai sejak awal untuk menjawab kebutuhan DUDI yang terus berkembang.
“Konsep penyelenggaraan vokasi harus ber-mindset ‘start from the end’ atau berawal dari apa yang menjadi kebutuhan. Maka, itulah yang kita siapkan bersama dengan DUDI sejak awal. Kita susun kurikulum bersama, diselenggarakan bersama, dan komitmen diserap bersama agar lulusan vokasi, khususnya SMK benar-benar konkret terserap oleh DUDI,” tutur Wikan.
Wikan menambahkan, kemampuan berkomunikasi adalah hal yang utama dalam menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industri. Industri akan senang jika diajak berdiskusi tentang kebutuhan mereka dan mau berhubungan baik dengan pemerintah. “DUDI yang punya mindset bahwa SDM adalah investasi yang sangat strategis dan fondasinya ada di dunia pendidikan, pasti mau bekerja sama,” jelas Wikan.
Lebih lanjut, Wikan mengatakan bahwa Kemendikbud bisa membuktikan bahwa lulusan vokasi sesuai dengan kebutuhan industri, maka sangat mungkin DUDI berebut untuk bekerja sama dengan para lulusan. Kementerian, lanjutnya, bahkan mau membuat prodi khusus yang menjadi kebutuhan.
Ketua SBMPN 2020, Zainal Arief pun menyetujui pentingnya kolaborasi kurikulum untuk menciptakan lulusan yang sesuai keinginan industri. Ia mengatakan, kolaborasi kurikulum antara vokasi dan industri dapat menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan industri.
[ad_2]
Sumber Berita