[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, menilai setidaknya ada tantangan bagi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani jika ingin menjadi calon presiden di Pemilu 2024. Pertama, Adjie mengatakan hingga saat ini belum jelas seberapa besar keinginan PDI Perjuangan, baik di tingkat pusat, daerah, hingga simpatisan untuk mengusung Puan.
“PR bagi Mbak Puan bagaimana PDIP punya satu suara, baik di pusat maupun daerah untuk sama-sama mendukung dia,” kata Adjie kepada Tempo, Selasa, 1 Juni 2021.
Adjie mengatakan, salah satu cara memastikan dukungan itu yakni melalui rekam jejak yang mumpuni. Menurut Adjie, hingga saat ini kinerja Puan, baik ketika menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan maupun Ketua DPR, belum terlalu menonjol untuk bisa menjadi magnet bagi publik.
“Harus dioptimalkan lagi bahwa pengalaman di pemerintahan dan DPR bisa menjadi magnet bagi publik bahwa Mbak Puan sosok yang layak,” ujar Adjie.
Tantangan Puan yang ketiga menurut Adjie ialah keberadaan tokoh lain di internal PDI Perjuangan yang popularitas dan elektabilitasnya cukup tinggi, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut hasil sejumlah lembaga survei, elektabilitas Ganjar mengungguli putri Megawati Soekarnoputri itu.
“Ada tokoh lain yang saat ini punya popularitas cukup baik yaitu Ganjar. Saya pikir itu yang jadi catatan buat Mbak Puan,” ucap dia.
Adjie mengatakan Puan sebenarnya tokoh perempuan yang paling potensial maju di Pilpres 2024. Kendati elektabilitasnya belum signifikan, kata Adjie, Puan berpotensi maju lantaran memiliki partai politik.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes mengatakan ada tiga alasan Puan memiliki kans besar untuk menjadi calon presiden. Pertama, keberadaan partai yang siap mendukungnya. PDIP memiliki 128 kursi di DPR sehingga bisa mengusung calon tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.
Kedua, lanjut Arya, penetapan calon presiden di internal PDIP relatif lebih mudah ketimbang partai lain karena menjadi kewenangan penuh ketua umum partai, yakni Megawati Soekarnoputri, yang juga ibunda Puan. Ketiga, Arya menyebut Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan pun hingg saat ini belum mengajukan nama calon lain.
Arya mengatakan ada dua indikator untuk mengukur tingkat potensi seseorang menjadi capres. Pertama, adanya dukungan dari partai. Kedua, memiliki elektabilitas di atas 5 persen.
“Kalau dia tidak memenuhi dua syarat itu ya tidak potensial. Paling tidak satu syarat dari dua itu,” ujar Arya kepada Tempo, Selasa, 1 Juni 2021.
[ad_2]
Sumber Berita