[ad_1]
Kamu punya sistem pengawasan di rumah dengan CCTV? Apa pun jenisnya, Qlue bisa dipercanggih lagi dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Hal ini diungkapkan Rama Raditya, Founder dan CEO Qlue dalam diskusi “QlueTalk Road to Indonesia Smart Nation”, Jumat (28/4/2021). Menurutnya, Qlue mampu mengoptimalisasi IP-Camera sehingga sistem pengawasanya menjadi lebih cermat, terukur, dan efisien.
Dengan melibatkan teknologi AI, kamera pengawas CCTV tidak sekedar merekam gambar, tetapi juga bisa menjadi unsur pencegahan dan analisis. Selain itu, teknologi ini juga mampu memberikan laporan secara real-time untuk seluruh aspek yang terkait dengan keamanan.
Berdasarkan data Qlue, saat ini ada sekitar 1 miliar CCTV di seluruh dunia. Hanya saja, sebanyak 99% diklaim belum memiliki sistem AI, sehingga fungsinya sekedar merekam saja.
“Dengan solusi Qlue, apa pun jenis IP-CCTV dengan merek apa pun, milik publik maupun privat, bisa dipercanggih sehingga fungsinya lebih ke preventif. Selain itu, hasil analisisnya bisa langsung ditindaklanjuti dan dimanfaatkan untuk pembelajaran ke depannya,” ungkap Rama.
Rama mengklaim, solusi keamanan dari Qlue ini sangat mudah diaplikasikan ke berbagai sektor. Dia bahkan mengklaim, penggunaan teknologi ini mampu meningkatkan efisiensi manajemen hingga 55% dan 300% pada akuntabilitas kinerja tenaga di lapangan.
“Perusahaan dari skala kecil hingga besar yang membutuhkan sistem keamanan berbasis teknologi bisa menikmati solusi AI dari Qlue. Cukup mengakses website QlueUnity, bisa dipilih jasa yang sesuai dengan kebutuhan untuk diintegrasikan ke IP-CCTV masing-masing. Proses instalasinya kurang dari 5 menit,” pungkasnya.
Kolaborasi Manusia dan Teknologi
Teknologi yang dihadirkan Qlue di atas sepertinya memang sudah menjadi kebutuhan tak terelakkan di masa kini. Menurut Agoes Darmawan, Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (Abujapi) potensi kejahatan yang cenderung berubah saat ini, itulah sebabnya para pelaku industri jasa pengamanan harus beradaptasi dan merambah aspek teknologi.
“Sekarang memang diperlukan kolaborasi antara manusia dan teknologi, sehingga klien kami tidak hanya ditawarkan tenaga keamanan dan ketertiban saja, tetapi juga teknologinya. Edukasi petugas di lapangan menjadi sangat diperlukan, karena di balik teknologi yang canggih tetap ada manusia yang mengoperasikannya,” ujar Agoes.
Senada dengan Agoes, Sanny Suharli, Ketua Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (Atisi) juga menyebutkan bahwa penggunaan teknologi sudah menjadi kebutuhan dari pelaku industri jasa keamanan. Apalagi saat ini banyak pengguna jasa yang harus melakukan efisiensi karena dampak pandemi COVID-19, padahal kebutuhan keamanan tetap menuntut standar yang tinggi.
“Kami sangat senang dengan adanya teknologi yang dihadirkan Qlue. Jumlah tenaga kerja itu mau tidak mau memang harus dilengkapi dengan teknologi agar standar keamanan tetap bisa dipertahankan. Jika dulu aksi preventif hanya sekitar 10%, dengan teknologi AI aspek preventifnya bisa mencapai 60%,” ungkap Sanny.
[ad_2]
Sumber Berita