[ad_1]
Telegraf – Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengatakan, terdapat dua teori mengenai tampilnya atau turun gunungnya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kisruh partai yang didirikannya itu.
Teori pertama dan dilihat banyak kalangan, yakni turun gunungnya Presiden keenam RI itu menandakan api dalam Partai Demokrat terlalu besar dan tak dapat dipadamkan oleh putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum partai berlambang mercy tersebut.
“Memang itulah risiko yang terjadi ketika tampil akan mengirimkan pesan atau bisa ditafsirkan oleh pihak luar sebagai sebuah pertanda ketidakmampuan AHY,” kata M Qodari, Jumat (26/02/2021).
Namun, Qodari mengingatkan, terdapat teori kedua, yakni SBY sebagai dalang atau sutradara sesungguhnya dari ‘drama kudeta’ Partai Demokrat. Qodari meyakini teori kedua ini yang sesungguhnya terjadi.
“Sebetulnya ada teori kedua ya dan saya berpegang pada teori yang kedua ini bahwa sesungguhnya sutradara atau dalang yang sesungguhnya dari cerita mengenai kudeta Partai Demokrat ini adalah pak SBY itu sendiri. Jadi panggung depannya adalah AHY, tapi panggung di belakangnya, dapurnya sesungguhnya adalah Pak SBY,” jelasnya.
Qodari memaparkan argumentasi yang mendasari teori keduanya tersebut. Pertama, kata Qodari, pengalaman dan senioritas SBY dalam dunia politik jauh di atas AHY. Dengan pengalaman dan senioritasnya, SBY memiliki kemampuan untuk bermanuver secara canggih.
“Karena itulah kemudian skenario atau atau manuver-manuver yang canggih itu sesungguhnya dimiliki oleh pak SBY,” paparnya.
Hal ini salah satunya tercermin dari pernyataan SBY yang menyatakan tak percaya atas keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kisruh yang terjadi di internal Partai Demokrat dan menyebut para menteri yang disebut hanya dicatut namanya.
Pernyataan SBY ini, kata Qodari, membantah pernyataan AHY sendiri yang menyebut adanya keterlibatan lingkar kekuasaan terdekat Presiden Jokowi atau lingkaran Istana dalam upaya mengudeta Partai Demokrat.
“Jadi ya pernyataan AHY memberikan pernyataan, tapi yang membantah Pak SBY. Jadi istilahnya main pingpong. AHY yang menyatakan, Pak SBY menegasikan. Jadi menurut saya itu pertanda bahwa sebetulnya aktor atau penulis skenarionya adalah SBY,” jelasnya.
Argumentasi kedua, kata Qodari, malam sebelum AHY menggelar konferensi pers mengenai kudeta Partai Demokrat, SBY melalui akun Twitter-nya menulis, “Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral & lebih beradab. Ada 3 golongan manusia, yaitu “the good”, “the bad” & “the ugly”. Kalau tidak bisa menjadi “the good” janganlah menjadi “the ugly”. SBY”. Qodari menilai cuitan SBY tersebut sebagai pengantar konferensi pers AHY.
“Oleh sebab itu saya mengatakan bahwa sebetulnya bukan pertanda AHY tidak mampu. Ya memang karena dari awal tetap tokoh dominan di Partai Demokrat itu adalah SBY sendiri,” pungkasnya.
Photo Credit: Presiden ke-6 RI yang juga Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. ANTARA/Hafidz Mubarak
[ad_2]
Sumber Berita