[ad_1]
Nvidia memperkenalkan Grace sebagai CPU pertamanya yang ditujukan khusus untuk data center (pusat center). Nama CPU berbasis ARM ini diambil dari Grace Hopper, seorang pelopor programming komputer ternama asal Amerika Serikat.
Kinerja 10x lebih tinggi
Sekadar informasi, GPU garapan Nvidia merupakan nama besar di ranah komputer, termasuk untuk pengguaan yang lebih spesifik seperti data center. Namun jika berbicara CPU, Nvidia jelas jauh di bawah Intel dan AMD. Terakhir kali Nvidia meluncurkan prosesor adalah di tahun 2014 lalu, yaitu Tegra K1 untuk perangkat mobile.
Yang paling menarik, Nvidia Grace diklaim mengadopsi teknologi inovatif yang akan memberikan agregat bandwidth hingga 30 kali lebih tinggi dibanding dengan komputer server tercepat yang ada saat ini. Selain itu, kinerjanya juga diklaim 10 kali lebih tinggi untuk aplikasi yang menjalankan terabyte data.
Salah satu teknologi terbarunya adalah Nvidia NVLink generasi keempat. Menurut Nvidia, teknologi ini mampu mengirimkan 900 gigabyte per detik bandwidth dua arah antara CPU Nvidia Grace dan GPU Nvidia. Koneksi bandwidth tinggi yang koheren antara CPU dan GPU merupakan kunci untuk mengakselerasi AI dan masalah paling rumit di masa depan.
Canggihnya lagi, Nvidia Grace adalah CPU server pertama yang memanfaatkan memori LPDDR5x dengan keandalan kelas server, melalui mekanisme seperti Error-Correcting Code (ECC) untuk memenuhi kebutuhan data center. Teknologi tersebut juga dapat memberikan bandwidth memori 2x lipat dan efisiensi energi hingga 10 kali lebih baik dari memori server yang ada saat ini.
Nvidia Grace juga mengintegrasikan ARM Neoverse core generasi selanjutnya, untuk menghadirkan kinerja tinggi dalam desain yang hemat daya. Menurut Nvidia, CPU yang kencang dan efisien adalah komponen penting dari desain sistem untuk memungkinkan akselerasi beban kerja maksimal.
Hadir di tahun 2023
Nvidia Grace dijadwalkan akan tersedia pada tahun 2023 mendatang. CPU berbasis ARM ini sudah siap diadopsi oleh beberapa klien seperti Swiss National Supercomputing Centre (CSCS) dan U.S. Department of Energy’s Los Alamos National Laboratory.
[ad_2]
Sumber Berita