#  

Industri Pertunjukan Adaptasi Strategi Bisnis dengan Digital Skills

[ad_1]

JAKARTA, – Pandemi membuka kesempatan luas untuk melakukan transformasi digital secara besar-besaran. Pembangunan infrastruktur digital terus dipercepat, ekonomi digital terutama untuk UMKM terus diperbanyak dan ditingkatkan. Masyarakat juga sedang disiapkan untuk lebih cakap digital.

Presiden Joko Widodo saat meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan pemerintah menargetkan pada akhir tahun 2022, sebanyak 12.548 desa, kelurahan akan terjangkau sinyal. Percepatan dilakukan 10 tahun lebih maju dari rencana sebelumnya yang selesai pada tahun 2032.
“Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri, ketika jaringan internet tersedia harus diikuti kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dimanfaatkan masyarakat lebih kreatif dan produktif,” ujar Peesiden Joko Widodo.

Sudah satu setengah tahun dunia dan Indonesia mengalami masa pandemi, adaptasi terus berlanjut salah satunya bagi para pelaku industri pertunjukan. Hadir sebagai salah satu nara sumber, pada webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat I, Kabupaten Bogor, Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia. Dia membagikan pengalamannya saat menghadapi kondisi pandemi Covid-19 di tengah kondisi keterbatasan yang dialami pelaku industri kreatif khususnya bidang pertunjukan yang kerap mengorganisir kegiatan konser.

Diketahui industri yang terkait bidang pertunjukan saat ini telah beradaptasi karena beradaptasi dengan memiliki digital skills. Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital telah membantu pelaku industri kreatif untuk tetap bisa membuat kegiatan menjadi online seperti halnya webinar dan konser musik virtual. Oleh karena pandemi Covid, Dino pun mengaku justru melihat peluang baru di mana dia bisa membuat acara yang sebelumnya tidak mungkin. Seperti mendatangkan pembicara internasional dalam event international music converence yang ikut mengundang creator acara musik besar seperti Coachella.

Bukan hanya itu, Dino juga mendapat ide membuat acara hybrid yang merupakan kombinasi aktifitas offline namun dengan tayangan live streaming. Beberapa acara lain juga bisa terselenggara dengan format yang memanfaatkan digital skills seperti virtual wedding, virtual graduation, dan corporate event.

“Untuk event hybrid tahun 2020, drive in konser yang mendapat respon luar biasa karena hal baru yang tidak pernah dialami sebelumnya,” ujar Dino.

Dino pun mengaku memang ada perbedaan besar antara menyelenggarakan event online dengan hybrid yang menggabungkan offline dan Live Streaming. Untuk hybrid tetap ada aktifitas namun dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Adanya covid saat ini sebuah bencana juga, tapi di sisi lain berkah, dalam arti kata kita semakin membesarkan market kita tidak hanya lokal tapi juga di dunia, melalui digital pastinya coverage dan konten yang dibuat bisa borderless lah,” kata Dino.

Menurutnya Dino, kemajuan digital bila dimanfaatkan dengan tepat akan sangat bermanfaat. Tetapi meski industri kreatif seperti ini m ingin kembali aktif, tetap ada banyak hoax yang beredar dengan tujuan yang berbeda seperti dengan tujuan ingin viral.

“Industri ingin tetap membuat sebuah perkumpulan tapi di balik itu kita tetap dengan protokol kesehatan,” tuturnya lagi.

Webinar Literasi Digital di wilayah Jawa Barat I, Kabupaten Bogor merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Penggiat Literasi Digital, Maman Suherman yang ikut memberikan materi tentang perubahan interaksi sosial di dunia digital dan Hellen Citra Dewi Senior Trainer SEJIWA, serta Bentang Febrylian dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia.

 14 kali dilihat,  14 kali dilihat hari ini

[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *