[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Anggota Bawaslu, Mochammad Afifuddin, mengatakan telah menerima laporan pengawasan dari 100.995 TPS melalui sistem pengawasan pemilihan umum (Siwaslu) pada hari pemungutan suara Pilkada 2020.
“Dari 290 ribu sekian TPS, kami sudah mendapatkan laporan pengawasan dari 100.995 TPS hingga pukul 13.30,” kata Afif dalam konferensi pers, Rabu, 9 Desember 2020.
Afif menyebutkan, sejumlah kejadian yang menonjol selama pemungutan suara di antaranya perlengkapan yang kurang di saat TPS dibuka. Hal ini terjadi di 1.803 TPS.
Dari laporan Siwaslu juga tidak ada fasilitas cuci tangan di TPS yang terjadi di 1.454 TPS. Kemudian, di sekitar TPS tidak dipasang daftar pemilih tetap (DPT). “Selalu berulang situasi seperti ini, ada TPS yang tidak dipasang DPT terjadi di 1.727 TPS,” katanya.
Selanjutnya, informasi data pasangan calon yang berisi visi, misi dan program, serta biodata tidak terpasang terjadi di 1.983 TPS.
Afif mengatakan, pengawas juga melaporkan ada petugas KPPS yang terpapar Covid-19 masih hadir di TPS. “Ini terjadi di 1.172 TPS. Tentu perlu dikonfirmasi lebih jauh situasi yang terjadi di lapangan, seberapa lama setelah Covid-19 tetap bertugas,” ujarnya.
Siwaslu, kata Afif, juga melaporkan adanya surat suara tertukar dan surat suara kurang yang terjadi di 2.324 TPS. Kemudian, pembukaan pemungutan suara yang terlambat. Padahal, seharusnya TPS dibuka sejak pukul 07.00 WIB. Keterlambatan ini terjadi di 5.513 TPS.
Menurut Afif, keterlambatan terjadi karena beberapa perlengkapan yang belum ada. Selain itu, Siwaslu juga melaporkan adanya saksi menggunakan atribut pason di 1.487 TPS.
“itu situasi umum di TPS yang kita hadirkan. Kita dapat dari lapangan berdasarkan Siwaslu yang kita dapat. Tentu berdasar waktu dan perkembangan situasi kami akan update,” ujar Afif.
[ad_2]
Sumber Berita