Melihat Lagi Upaya-upaya LG Bertahan di Industri Smartphone

[ad_1]

Jakarta, Selular.ID – Chaebol Korea Selatan LG akhirnya mengambil keputusan drastis. Mulai bulan ini, perusahaan tak lagi memproduksi smartphone demi menghindari kerugian yang terus membengkak. Kerugian yang diderita LG diperkirakan mencapai 4,5 miliar dollar, sebagai akumulasi dari perjalanan bisnis selama hampir enam tahun terakhir.

Keputusan mundur dari bisnis smartphone sesungguhnya tidak mengejutkan. Pasalnya rencana tersebut sudah disampaikan pada Januari tahun ini. Manajemen LG tak menampik bahwa bisnis smartphone LG sedang goyah. Selama ini perusahaan terus berjuang untuk menghasilkan laba di tengah persaingan  bisnis smartphone yang super ketat dengan vendor lainnya.

Dalam memo internal kepada para stafnya, CEO LG Kwon Bong-seok mengisyaratkan akan ada perubahan arah bisnis telepon pintar LG ke depan.  Perusahaan mempertimbangkan semua tindakan yang mungkin, termasuk penjualan, penarikan dan pengurangan bisnis ponsel cerdas.

Sebelum keluarnya keputusan untuk melikuidasi bisnis smartphone-nya, LG sesungguhnya sudah mencoba berbagai upaya untuk bisa bertahan. Salah satunya mengganti pucuk pimpinan divisi smartphone pada Desember 2017. Perusahaan menunjuk Hwang Jeong-hwan sebagai presiden dan CEO LG Mobile, menggantikan pejabat sebelumnya Juno Cho.

Pada Desember 2020, perusahaan mengambil kebijakan drastis, yaitu untuk mengatur ulang divisi ponsel demi menghindari kerugian yang telah lama diderita. Vendor yang berbasis di Seoul itu, berupaya meningkatkan program outsourcing untuk smartphone kelas bawah hingga menengah. Para analis menilai kebijakan drastis itu ditempuh LG sebagai upaya untuk memotong biaya, sekaligus bisa bersaing dengan vendor-vendor China.

Kebijakan yang ditempuh LG tidak mengagetkan. Pasalnya, LG telah mengatakan pada Oktober 2019  bahwa mereka akan memperluas kebijakan menggunakan ODM ke jajaran smartphone kelas menengah, dari sebelumnya hanya smartphone kelas bawah.

Program tersebut mengacu pada outsourcing desain dan pembuatan smartphone, dengan LG membubuhkan labelnya pada produk. Selain memilih untuk melibatkan vendor lain untuk memproduksi line up di kelas bawah, LG juga telah menghapus beberapa posisi penelitian dan produksi, serta merombak beberapa divisi lain.

Cara tersebut ditempuh LG, sebagai bagian dari upaya untuk memfokuskan R&D dan produksi in-house pada smartphone premium. Sementara smartphone yang membidik segmen menengah ke bawah akan diproduksi oleh mitra ODM.

Selain perubahan pada strategi manajemen dan produksi, LG juga berencana menjual unit mobile ke konglomerat Vietnam, VinGroup. Diketahui pada Januari 2021, VinGroup telah memberikan penawaran menarik untuk membeli bisnis smartphone LG. Grup perusahaan yang didukung oleh militer Vietnam itu, kabarnya akan menyumbang 14% dari kapitalisasi pasar dari perusahaan-perusahaan Vietnam yang terdaftar.

VinGroup memang tengah berekspansi ke sektor teknologi, melalui akuisisi fasilitas produksi mutakhir LG. Tak tanggung-tanggung, mereka akan mengakuisisi semua pabrik manufaktur smartphone LG Electronics di tiag negara, masing-masing Vietnam, China dan Brasil.

Selain VinGroup, Facebook juga menjadi salah satu perusahaan yang tertarik untuk menyerap paten terkait selular LG dan kekayaan intelektual lainnya, dan bukan pada teknologi perangkat kerasnya.

Sayangnya, negosiasi yang dilakukan LG dengan kedua perusahaan raksasa tersebut tak menemukan kesepakatan. Alih-alih menjual, LG lebih memilih untuk menyuntik mati bisnis ponsel yang telah dikembangkan oleh perusahaan sejak 2002.

Dengan mundurnya LG, maka dengan sendirinya perusahaan menghentikan dua pilot proyek yang sebelumnya tengah digarap. Pertama,  LG Wing dengan fitur layar utama yang dapat berputar, merupakan smartphone pertama yang diluncurkan sebagai bagian dari Explorer Project.

Kedua,  Rainbow Project yang diharapkan menjadi flagship klasik, kelanjutan dari V-series. V60 ThinQ memiliki chip Snapdragon 865 dan LG Rainbow yang akan menampilkan Snapdragon 875.

Sebelumnya, meski pasar terdampak pandemi covid-19, LG berharap dapat mengirimkan sekitar 26 juta smartphone pada 2020. Dengan berbagai inovasi termasuk kehadiran smartphone yang dapat dilipat, LG mengusung target lebih tinggi. Chaebol Korea itu, mematok penjualan sekitar 30 juta unit pada 2021. Namun apa daya semua itu kini tinggal rencana.



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *