Meski Disanksi AS, Huawei Tetap Mampu Cetak Keuntungan

[ad_1]

Jakarta, Selular.ID – Sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat sejak 2018 membuat pertumbuhan Huawei melambat. Dalam paparan kinerja sepanjang 2020, vendor yang berbasis di Shenzhen “terpaksa” menjadikan pasar dalam negeri sebagai tumpuan.

Saat ini pasar dalam negeri menyumbang sebagian besar pendapatan karena pembatasan perdagangan berdampak pada kinerja penjualan di pasar global. Meski demikian, perusahaan tetap mampu membukukan laba, walaupun tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya.

CEO Bergilir Huawei Ken Hu, menyebutkan bahwa pendapatan vendor masih lebih tinggi pada 2020 meskipun secara keseluruhan lingkungan perusahaan terbilang negatif. Ia memuji langkah-langkah untuk mendiversifikasi rantai pasokan sejalan dengan investasi besar dalam R&D untuk mendorong kemajuan perusahaan.

Ken mencatat gangguan pada rantai pasokan global juga memengaruhi pemasoknya di AS, di mana sebelumnya mereka membeli komponen senilai $ 10 miliar hingga $ 20 miliar per tahun.

“Untuk industri ini adalah situasi rugi-rugi. Ini [sangat] tidak adil dan menyebabkan banyak kerugian bagi kami, dan pemasok hulu kami juga menderita”, ujar Ken.

Laba bersih  tercatat naik tipis sebesar 3,2 persen menjadi CNY64,6 miliar ($ 9,86 miliar), dengan pendapatan naik 3,8 persen menjadi CNY891,4 miliar. Pangsa pendapatan dari China meningkat dari 59 persen pada 2019 menjadi 65 persen.

Pendapatan di China tumbuh 15 persen menjadi CNY584,9 miliar, tetapi turun di semua kawasan lain, turun 12,2 persen menjadi CNY180,8 miliar di EMEA; 8,7 persen menjadi CNY64,4 miliar di Asia Pasifik; dan 24,5 persen di Amerika menjadi CNY39,6 miliar.

Pendapatan di grup operator datar di CNY302,6 miliar, dengan perusahaan naik 23 persen menjadi CNY100,3 miliar. Tercatat nilai investasi R&D mencapai $ 21,8 miliar, 15,9 persen dari pendapatan keseluruhan, dan 3.000 staf ditambahkan sehingga total globalnya menjadi 197.000.

Sebelumnya pada 2019, Huawei membukukan peningkatan laba 5,6 persen dan kenaikan pendapatan 19,1 persen. Walau mengalami kenaikan, namun kinerja Huawei ini masih meleset dari target 2019. Sebelumnya, perusahaan asal China ini menargetkan pendapatan sebesar US$ 125 miliar.

Ken Hu menyebutkan bahwa bisnis smartphone Huawei kini “jauh dari harapan”, karena dipengaruhi oleh kekurangan komponen yang disebabkan oleh sanksi AS yang “tidak adil”. Namun dia mencatat pendapatan Grup Bisnis Konsumen naik 3,3 persen menjadi CNY482,9 miliar dengan kelemahan diimbangi oleh perangkat lain termasuk tablet, perangkat yang dapat dikenakan, layar pintar, dan PC.

Dia mengatakan Huawei belum dapat melihat gambaran yang jelas tentang masa depan bisnis ponsel cerdasnya, sehingga sulit untuk membuat perkiraan. Namun, ia menegaskan model andalan vendor berikutnya akan dirilis sesuai rencana, termasuk generasi kedua dari smartphone lipatnya.

“Arah keseluruhan dari strategi kami tidak berubah. Huawei akan terus mendorong infrastruktur TIK, karena kami melihat tren transformasi digital yang tak terhindarkan. Huawei  juga akan fokus pada peningkatan pengalaman konsumen di berbagai platform”, tandas Ken Hu.



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *