[ad_1]
Jakarta, Selular.ID – Huawei melaporkan penurunan pendapatan sebesar 16,5% pada kuartal pertama dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut laporan Reuters, hal itu dipengaruhi oleh penurunan penjualan setelah menjual unit smartphone Honor pada bulan November.
Total pendapatan perusahaan sebesar 152,2 miliar yuan atau setara Rp340 triliun pada kuartal pertama 2021.
Tetapi margin laba bersih naik 3,8 poin persentase dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 11,1%, karena perusahaan memangkas biaya dan menerima dorongan dari $600 juta dalam pembayaran royalti.
“2021 akan menjadi tahun yang menantang bagi kami, tetapi ini juga tahun dimana strategi pengembangan masa depan kami akan mulai terbentuk,” kata Chairman Huawei Eric Xu dalam pernyataannya.
Huawei dimasukkan dalam daftar hitam ekspor oleh mantan Presiden AS Donald Trump pada 2019 dan dilarang mengakses teknologi penting asal AS, memengaruhi kemampuannya untuk merancang chip dan komponen sumbernya sendiri dari vendor luar.
Larangan itu membuat bisnis handset Huawei yang dulunya menguntungkan di bawah tekanan besar, mendorong perusahaan menjual unit smartphone Honor ke sekelompok agen dan dealer pada November.
Hilangnya penjualan dari Honor berkontribusi pada penurunan pendapatan kuartalan, kata perusahaan itu.
Pada bulan Maret, Huawei telah membukukan kenaikan laba 3,2% pada tahun 2020, sebagian besar didorong oleh pasar dalam negerinya.
Tetapi bisnisnya menurun di tempat lain pada tahun 2020, dengan pendapatan turun 12,2% menjadi 180,8 miliar yuan di Eropa, Timur Tengah dan Afrika, turun 8,7% menjadi 64,4 miliar yuan di seluruh Asia, dan turun 24,5% menjadi 39,6 miliar yuan dari Amerika.
Perusahaan ini berinvestasi besar-besaran dalam bisnis yang kurang bergantung pada teknologi chip AS seperti teknologi penggerak otonom dan komputasi awan, kata Xu bulan ini.
[ad_2]
Sumber Berita