TEMPOSIANA .com — Tim UNY Rintis Pendidikan STEAM Berkolaborasi Kelompok Penyedia Air Bersih di Desa Cangkring, Manfaatkan Teknologi Energi Terbarukan
Penyediaan teknologi tidak selalu harus dimulai dari kota-kota besar atau lingkungan yang berteknologi tinggi. Justru, teknologi yang diterapkan di pedesaan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi keberlangsungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Hal ini menjadi dasar pemikiran Tim Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam upaya mereka mengenalkan pendidikan berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics) di desa.
Melalui program pendanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) dalam skema Bima 2024, Tim UNY yang diketuai oleh Dr. Phil. Nurhening Yuniarti, M.T., merancang pemanfaatan teknologi yang signifikan bagi masyarakat pedesaan.
Mereka menggandeng ahli di bidang pembelajaran teknologi, khususnya dalam Pendidikan STEAM, untuk mengembangkan blueprint lokasi edukasi STEAM di Desa Cangkring, Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul. Lokasi ini bermitra dengan Kelompok Penyedia Air Minum dan Sanitasi Mandiri “Banyu Bening,” yang selama ini sudah aktif dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat setempat.
Menurut Andik Asmara, Ph.D., seorang ahli STEAM yang merupakan lulusan Taiwan, pembelajaran STEAM dianggap sebagai salah satu pendekatan terbaik dalam mengenalkan teknologi karena mengaitkannya langsung dengan pengimplementasian di dunia nyata.
Hal ini memastikan bahwa teknologi tidak hanya sekadar dipasang dan dioperasikan, tetapi juga dipahami dan dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.
Dengan prinsip tersebut, pengenalan teknologi di pedesaan tidak hanya bertujuan memperkenalkan keberadaan teknologi baru, tetapi juga untuk memberikan edukasi tentang cara pemanfaatannya bagi masyarakat dan lingkungan pendidikan setempat.
Proyek ini dimulai dengan pembangunan penampungan air bersih oleh kelompok “Banyu Bening,” yang telah memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat.
Untuk memaksimalkan keberlanjutannya, Tim UNY mendisain dan memperkenalkan teknologi ramah lingkungan berupa pembangkit listrik tenaga surya yang telah terpasang sebesar 2kWp. Teknologi ini diharapkan tidak hanya memberikan kemandirian energi bagi kelompok penyedia air bersih, tetapi ke depannya didesain sebagai sarana edukasi teknologi hijau bagi masyarakat, terutama kelompok “Banyu Bening” dan sekitarnya.
Dengan demikian, teknologi yang diterapkan tidak hanya sekadar beroperasi, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang.
Hingga akhir masa pendampingan, diharapkan lokasi penampungan air bersih tersebut akan berkembang menjadi pusat edukasi teknologi.
Dengan melibatkan kelompok mitra, masyarakat sekitar, dan beberapa sekolah di wilayah tersebut, fasilitas ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal ke depannya.
Melalui pendekatan pendidikan STEAM, masyarakat dan siswa akan memperoleh pengetahuan yang implementatif tentang teknologi, yang dapat langsung digunakan untuk kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pedesaan, tetapi juga memastikan bahwa teknologi yang dikenalkan membawa dampak nyata dan keberlanjutan bagi masyarakat.
#Penulis: Andik Asmara, Sekretaris Center Of STEAM Universitas Negeri Yogyakarta
- https://www.hariankami.com/profile-kami/23613875976/temposiana-menulis-tim-uny-rintis-pendidikan-steam-berkolaborasi-kelompok-penyedia-air-bersih-di-desa-cangkring-manfaatkan-teknologi-energi-terbaruka