#  

GBK Jadi Lautan Hijau: Ribuan Peserta Ikut Green Democracy Fun Walk Bersama DPD RI

TEMPOSIANA.com – GBK Jadi Lautan Hijau: Ribuan Peserta Ikut Green Democracy Fun Walk Bersama DPD RI

Kehadiran para pimpinan lembaga negara, menteri, duta besar, kepala daerah, dan organisasi masyarakat dalam acara ini menunjukkan bahwa politik hijau bukan lagi jargon kampanye, melainkan gerakan moral baru.

Siapa sangka, Minggu pagi di Gelora Bung Karno (GBK) berubah jadi lautan hijau?

Lebih dari 25 ribu orang tumplek blek di Plaza Timur GBK bukan untuk konser atau kampanye politik, tapi untuk satu hal sederhana yang sarat makna: berjalan dan menanam pohon.

Itulah suasana Green Democracy Fun Walk, perayaan 21 tahun Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang menyatukan pejabat tinggi negara, duta besar, kepala daerah, hingga masyarakat umum — semua melangkah bersama sejauh 5 kilometer demi satu pesan: demokrasi yang sejuk dan bumi yang lestari.

🌱 Bukan Sekadar Jalan Sehat, Tapi Menanam Nilai

Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin tampak memimpin langkah di barisan depan. Mengenakan kaus hijau bertuliskan Green Democracy, ia tak hanya mengajak ribuan peserta berkeringat, tapi juga menanam 21 pohon damar di kawasan GBK — simbol harapan panjang bagi Indonesia yang hijau dan demokratis.

“Kalau besok kiamat, dan di tanganmu ada bibit pohon, tanamlah,” ujar Sultan mengutip sabda Nabi Muhammad SAW yang disambut tepuk tangan panjang peserta.

“Menanam,” lanjutnya, “adalah tindakan iman terhadap masa depan. Green Democracy mengajarkan pemimpin untuk menanam nilai dan tanggung jawab, bukan sekadar mengejar kekuasaan.”

Politik yang Sejuk di Tengah Tahun Politik Panas

Konsep Green Democracy yang digaungkan Sultan bukan slogan hijau yang kosong. Di hadapan para duta besar dari Chile, Belarus, dan sejumlah negara sahabat, ia menjelaskan bahwa langkah DPD RI ini adalah upaya nyata “mendinginkan suhu politik” yang kerap memanas menjelang tahun politik.

“Green Democracy bukan hanya tentang alam, tapi juga tentang jiwa bangsa yang hidup selaras dengan nilai,” kata Sultan. “Ketika politik kehilangan nilai, lahir kerakusan. Ketika pembangunan tanpa keseimbangan, yang tumbuh bukan kemajuan, tapi kerusakan.”

Sultan kini dikenal sebagai motor intelektual di balik dorongan agar DPD RI menjadi green institution — lembaga negara yang sadar ekologi, etika publik, dan masa depan bumi.

🌏 Dari Green Democracy Menuju Green Parliament

Sultan menegaskan bahwa Green Democracy hanyalah awal.

“Langkah selanjutnya adalah Green Parliament, Green Legislation, Green Diplomacy, Green Economy, hingga Green Education,” ujarnya penuh semangat. “Masa depan demokrasi harus bersinergi dengan masa depan bumi.”

DPD RI kini tengah menginisiasi RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, yang bakal menjadi payung hukum nasional dalam menghadapi krisis iklim. Tak berhenti di situ, empat RUU lain yang diusulkan DPD dalam Prolegnas 2025 juga dirancang dengan semangat desentralisasi berkeadilan ekologis.

🌳 Demokrasi Sejuk di Bawah Rindang Damar

Menjelang garis finis, para peserta — dari anak-anak hingga pejabat negara — berjalan sambil membawa bendera kecil bertuliskan “Save Our Democracy, Save Our Earth.”
Suara musik, tawa, dan udara pagi yang bersih menutup acara dengan satu pesan sederhana tapi mendalam:

Demokrasi, seperti pohon damar, hanya akan tumbuh kokoh bila akarnya menancap di bumi yang dijaga bersama.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *