#  

Menkes Budi Gunadi Ungkap 5 Jalur Pengadaaan 4 Jenis Vaksin Covid-19

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut Indonesia membutuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin Covid-19 untuk target 181 juta rakyat yang akan divaksinasi. Vaksin sebanyak 426 juta dosis itu, ujar dia, akan dipenuhi melalui lima jalur pengadaan.

“Empat jalur bersifat bilateral dan satu jalur bersifat multilateral dengan Gavi,” ujar Budi Gunadi dalam konferensi pers virtual dari Kantor Presiden, Jakarta pada Selasa, 29 Desember 2020.

Untuk jalur yang bersifat bilateral, ujar Budi, pemerintah Indonesia sudah meneken kontrak dengan Sinovac dari Cina, Novavax dari Amerika-Kanada dan akan segera meneken kontrak dengan AstraZeneca dari London, Inggris dan Pfizer dari Jerman-Amerika.

Budi merinci, pemerintah sudah meneken kontrak dengan Sinovac untuk 125 juta dosis vaksin dan punya opsi menambahkannya. Kemudian pemerintah juga sudah meneken kontrak dengan Novavax untuk 130 juta dosis vaksin. Adapun sebanyak 50 juta dosis pasti diambil dan 80 juta masuk dalam opsi.

Selanjutnya, pemerintah juga akan segera meneken kontrak dengan AstraZeneca untuk 100 juta dosis (50 juta firm, 50 juta opsi). Demikian pula dengan Pfizer untuk 100 juta dosis (50 juta firm, 50 juta opsi). Finalisasi kontrak dengan AstraZeneca dan Pfizer diharapkan bisa dilakukan dalam waktu dekat ini.

Untuk pengadaan vaksin Covid-19 yang bersifat multilateral dilakukan melalui Gavi, yakni; koalisi negara-negara dunia yang berkomitmen menyediakan vaksin covid-19. Koalisi yang masih di bawah WHO ini merupakan fasilitator dari pilar akses vaksin Covid-19 buatan Covax.

“Kita ada kerjasama multilateral dengan Gavi. Dimana mereka memberikan vaksin yang sifatnya gratis. Angkanya masih bergerak berapa yang akan diberikan ke Indonesia, tapi range-nya antara 3 persen dari populasi (16 juta dosis) sampai 20 persen (100 juta dosis),” ujar Budi.

Adanya kerjasama multilateral dengan Gavi ini, kata Budi, menjadi dasar pemerintah meneken kontrak dengan empat perusahaan tersebut di atas disertai dengan opsi. “Supaya kalau ada kepastian pengadaan dari Gavi yang sifatnya gratis, kita tidak usah ambil dari mereka. Tapi kalau vaksin dari Gavi ini belum bisa ter-deliver sesuai jadwal, kita sudah amankan dari supplier-nya,” ujar Budi.

DEWI NURITA



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *