[ad_1]
Kudus, Gatra.com – Melejitnya angka kasus positif Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah disebut Bupati Kudus HM Hartopo disebabkan oleh sejumlah faktor. Mulai dari faktor budaya, hingga terbatasnya sarana penunjang. Hartopo mengatakan, faktor utama Kudus menjadi zona merah adalah tradisi silturahmi saat hari raya Idulfitri. Menurutnya, saat Lebaran tiba banyak masyarakat yang keliling ke rumah tetangga dan sanak sudara, sehingga sangat rentan terjadi penyebaran Covid-19.
“Faktor yang paling utama lonjakan ini dan yang paling signifikan itu yakni anjangsana (silaturahmi) saat hari raya Lebaran. Karena di situ, mereka banyak berkunjung, lalu nyemil, minum atau makan bareng sambil mengobrol pada jarak yang sangat dekat. Sehingga droplet mudah menyebar,” bebernya di Pendapa Kabupaten Kudus.
Selain itu, masyarakat Kudus memiliki tradisi hari raya Kupatan pasca tujuh hari Idulfitri. Di mana pada masa itu, dipergunakan masyarakat untuk berpelesir ke destinasi wisata, baik objek wisata di Kudus maupun di daerah luar.
“Setelah sepekan hari raya ketupat, difungsikan untuk rekreasi setelah hari raya Idulfitri. Sebenarnya, objek wisata di Kudus sudah kita batasi, bahkan ada yang kita tutup. Artinya kita sudah sekat dan antisipasi. Namun objek wisata di daerah lain di luar Kudus kan banyak yang buka seperti di Jepara dan Rembang, akhirnya pada lari ke sana. Itu juga menjadi faktor juga untuk lonjakan ini,” jelasnya.
[ad_2]
Sumber Berita