[ad_1]
Telegraf – Ramai-ramai sejumlah lembaga survei merilis hasil surveinya yang menempatkan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil sebagai Calon Presiden (Capres) Potensial pada Pilpres 2024 mendatang.
Terkahir diketahui adalah hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menempatkan Ganjar Pranowo sebagai Capres Potensial untuk Pilpres 2024.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Publik Institut (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, bahwa keberhasilan para calon atau kandidat tersebut untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang akan dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain, pertama ialah soal kinerja beberapa kandidat tokoh yang yang masuk dalam radar survei itu di daerahnya masing-masing.
Misalnya, keberhasilan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI, Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah, dan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat, hal-hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan mereka untuk bisa ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Kinerja masing masing, baik Ganjar maupun Anies, dan Ridwan Kamil, keberhasilan pembangunan di daerahnya masing masing turut mempengaruhi. Karena sosok sosok tersebut merupakan kepala daerah,” kata Karyono kepada Telegraf, Rabu, (07/04/2021).
Faktor selanjutnya, ialah kemampuan figur atau para tokoh tersebut dalam hal membuat terobosan yang diterima oleh masyarakat luas.
Tokoh-tokoh tersebut harus mampu membuat karya yang monumental, yang bisa diterima oleh seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya sektoral atau hanya berorientasi pada masyarakat di daerahnya saja.
“Figur-figur tersebut harus membuat satu terobosan , satu karya yang monumental secara nasional, karena ini menyangkut Pilpres. Harus membangun persepsi publik untuk memimpin yang luas bukan sekedar di daerahnya saja,” terangnya.
Adapun faktor yang ketiga, adalah yang paling penting, yaitu terkait soal Partai Politik (Parpol).
Oleh karena itu, menurut Karyono, keberhasilan figur-figur tersebut ikut dalam kontestasi Pilpres sangat bergantung pada King Maker yang ada di Parpol.
Ia mengatakan para King Maker tersebut yang menentukan siapa yang akan bertarung pada Pilpres 2024 mendatang.
“Karena sejatinya yang berperan itu para king maker ini, misalnya mas Ganjar elektabilitasnya tinggi tapi kalau king maker tidak memilihnya untuk bertarung kan tidak bisa apa apa juga, ini yang harus diperhatikan. Karena Pilpres bukan hanya pertarungan figur tetapi juga pertarungan king maker. Bagaimana peran king maker, koalisi king maker, formasinya seperti apa, mereka memiliki pengaruh yang kuat untuk mengusung kandidat tertentu,” paparnya.
Meskipun demikian Karyono menyebutkan, jika para figur yang muncul dalam survei-survei sekarang ini sebaiknya terus berinvestasi politik, untuk meningkatkan bargaining politiknya pada para King Maker agar dapat dipilih dalam pertarungan di Pilpres 2024 mendatang.
“Meskipun demikian kandidat sekarang yang muncul sebagai Capres, terus saja berinvetasi politik, berinvestasi sosial terus ditingkatkan, membangun karya monumental yang bisa di jual secara nasional, itu penting, paling tidak bisa meningkatkan elektabilitas, sehingga punya bergaining terhadap para King Maker,” jelasnya.
Prabowo Subianto Masih Mempunyai Elektabilitas Tertinggi
SMRC juga merilis hasil surveinya terkait Kondisi Ekonomi dan Politik 1 Tahun Covid-19.
Dalam pemaparan elektabilitas calon presiden, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meraih angka tertinggi dengan persentase 20 persen.
“Dalam format pertanyaan semi terbuka, Prabowo mendapat dukungan terbanyak 20 persen, disusul Anies Baswedan 11,2 persen, Ganjar Pranowo 8,8 persen, Sandiaga Uno 5 persen, Ridwan Kamil 4,8 persen, Basuki Tjahaja Purnama 4,8 persen, AHY 3,5 persen, dan Tri Rismaharini 3,1 persen,” kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas, dalam rilis survei yang disiarkan secara virtual, Kamis (01/04/2021) lalu.
Dalam format tertutup, 15 nama secara berurutan elektabilitas tidak banyak berubah.
Prabowo tetap berada dalam posisi teratas dengan persentase 20,8 persen, kedua Anies 13,1 persen, Ganjar 12 persen, Sandiaga 7,4 persen, Ridwan Kamil 6,7 persen, AHY 5,2 persen, Tri Rismaharini 5,2 persen.
“Dengan jumlah calon 15 orang, Prabowo kembali tertinggi, tapi angka dukungannya tidak berubah secara berarti, tetap seperti hasil pertanyaan semi terbuka yang jumlah namanya puluhan. Hanya naik 0,8 persen tak signifikan,” katanya.
“Artinya, Prabowo tak bisa menarik pemilih yang tadinya memilih nama nama lain yang dikeluarkan dari semi terbuka menjadi 15 nama tersebut,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Abbas mengatakan, kondisi saat Maret 2021 ini mirip tahun 2011 atau menjelang Pilpres 2014.
Ia mengatakan, saat itu tidak ada suara dominan dan Megawati Soekarnoputri mendapatkan dukungan yang paling besar.
Kala itu nama Joko Widodo (Jokowi) belum muncul namun Jokowi bisa terpilih pada Pilpres 2014.
Menurut Abbas, dengan elektabilitas 20 persen, Prabowo bakal berat maju dalam Pilpres 2024.
“Pada Maret 2021 ini, dengan elektabilitas hanya 20 persen, diperkirakan Prabowo akan berat dalam pilpres 2024, bila ia maju,” paparnya.
Photo Credit:
[ad_2]
Sumber Berita