[ad_1]
Telegraf – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. optimistis target bisnis yang ditetapkan untuk tahun 2021 akan tercapai melalui Jajaran Direksi yang ditetapkan lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Nixon LP Napitupulu yang yang sekarang menjabat Wakil Direktur utama mengatakan pada 2021, emiten bersandi saham BBTN ini membidik laba bersih naik ke kisaran Rp2,5 triliun-Rp2,8 triliun dari yang tahun lalu mengantongi laba bersih sebesar 1,6 triliun di Quartal 4, 2020.
“Kami juga tetap optimistis mampu meraih posisi sebagai The Best Mortgage Bank in Southeast Asia in 2025 didukung infrastruktur perumahan yang kuat dan inovasi yang terus kami lakukan sehingga dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia memiliki hunian yang terjangkau dengan mudah,” ungkap Nixon.
Corporate Secretary Bank BTN Ari Kurniaman mengatakan perseroan tetap optimistis dapat mencapai target bisnis di tahun ini ditopang manajemen yang solid. “Kami optimistis jajaran baru ini juga akan solid membawa Bank BTN mendukung program pemerintah yakni Sejuta Rumah dan PEN [Pemulihan Ekonomi Nasional],” tutur Ari.
Lanjutnya ia menerangkan beberapa target kinerja keuangan yang juga ditetapkan Bank BTN di tahun ini yakni kredit dan pembiayaan dibidik naik sebesar 7%-9%. Dana Pihak Ketiga pun ditargetkan berada dalam pertumbuhan yang sejajar dengan kredit atau dikisaran 7%-9%.
Direktur Consumer and Commercial Lending Hirwandi menambahkan ada beberapa strategi yang di lakukan untuk mengejar target laba yang di tentukan walaupun bahwa tahun 2021 adalah tahun krusial bagi bank BTN dikarenakan tahun pertama menjalankan korporate plan selama 5 tahun kedepan.
“Pertama akan melakukan transformsi model cabangnya kita dimana selama ini cabang cabang Bank BTN melakukan prosesnya secara decentralized. Dan ini adalah satu satu yang kita transformasi kedepan supaya cabangnya makin efisien dan produktif dan fokus kepada sales dan servis saja yang akan di lakukan,” kata Hirwandi .
Hirwandi juga mengatakan yang kedua Bank BTN akan mengenalkan bisnis baru yaitu diret consumer kusus yang Kredit Perumahan Rakyat (KPR) nonsubsidi “agat tidak ketergantungan kepada KPR subsidi dari pemerintah, akan melakukan in organik gross,” tutup Hirwandi.
Photo Credit : Ilustrasi/Doc/Ist
[ad_2]
Sumber Berita