#  

Empati Mengerakkan Relawan Berjuang Hentikan Covid-19

[ad_1]


Telegraf – Pandemi Covid-19 telah berdampak ke segala sendi kehidupan masyarakat, banyak masyarakat berguguran akibat terserang Pandemi, bahkan tenaga kesehatan tidak sedikit mengadap sang Khalik. Hal ini tidak mematahkan semangat dr. Aulia Giffarinnisa terjun langsung menjadi relawan dalam membantu rekan tenaga kesehatan dalam berjuang menangani pasien Covid19. Didorong rasa empati demi meringankan masalah sosial di sekitarnya.

dr. Aulia Giffarinnisa seorang dr yang sehari harinya bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah di Sulawesi Selatan, yang mendaftarkan menjadi relawan Covid-19 di wisma atlet sejak september, dengan restu orang tua.

“Keputusan jadi relawan itu sudah ada sejak April. Saya sebelumnya bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah di Sulawesi Selatan. Hati saya ingin berkontribusi dan tidak bisa hanya diam di rumah saja. Akhirnya pada Agustus orang tua merestui keinginan saya, setelah sejak April saya meminta restu. Saya mulai bertugas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet bulan September”, ujarnya pada acara Dialog Produktif menyambut Hari Sukarelawan Internasional, yang bertema “Berbakti untuk Kemanusiaan Tanpa Pamrih”, yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Berjuang membantu pasien melawan covid tentunya tidak mudah bagi si penderita maupun dr yang menanganinya, karena harus terus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama 8 jam. Apalagi dr. Aulia bertugas di HCU (High Care Unit) yang merawat pasien COVID-19 dengan kondisi memerlukan perhatian khusus. Bekerja dalam pengap dan menahan haus dan lapar sudah jadi risiko pekerjaannya, ia lakukan tanpa lelah dan ikhlas.

Hal serupa juga di lakukan Yusrin Zata Lini, Anggota Relawan Jurnalis Bergerak. Ia dan rekan-rekan jurnalis lainnya menginisiasi gerakan sosial untuk membantu kesulitan ekonomi para pekerja lepas harian dengan mengumpulkan bantuan donasi melalui platform digital benihbaik.com.

“Setidaknya menolong kehidupan mereka yang masih harus bekerja di jalanan ini selama satu atau dua minggu ke depan. Kita memberikan bantuan-bantuan ini dalam bentuk sembako, masker, hand sanitizer, dan flyer edukasi terkait COVID-19”, ungkap Zata.

Ia menerangkan setidaknya kita menjadi wadah untuk masyarakat umum yang ingin berkontribusi. Penerimanya adalah pekerja non formal seperti tukang ojek, pemulung, pedagang kecil, sopir angkutan umum, dan masyarakat terdampak lainnya. Dalam waktu satu bulan, telah terkumpul Rp106 juta dari 339 donatur. Kemudian dana ini kita salurkan ke 600 penerima manfaat yang disalurkan ke 5 wilayah administrasi DKI Jakarta, dan ternyata masih lebih sehingga kami membuka lagi penyaluran paket bantuan ke masyarakat berdasarkan rekomendasi baik oleh perorangan maupun komunitas seperti ke para guru honorer dan tukang pijat tuna netra.


Photo Credit :  Mahasiswi UI jadi relawan tangani pasien positif virus Corona /doc UI/Ist


 



[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version