#  

Hasto Wardoyo (Kepala BKKBN) Tentang Seks Milenial, Gerakan Bela-Beli Kulonprogo & Jokowi – MAJALAH EKSEKUTIF

[ad_1]

Itu sebabnya, di Kulonprogo, Anda tidak mengijikan papan iklan  rokok?

Memimpin daerah, bukan cuma soal menggenjot pendapatan. Tapi,  menempatkan posisi moral yang memihak rakyat.

Dalam hal ini,  membela hak kesehatan rakyat. Memang, kebijakan ini mengurangi  pendapatan daerah, tapi sudah menjadi pilihan saya ketika memimpin.

Anda juga ingin di BKKBN mengubah paradigma bahwa “PNS  itu melayani bukan dilayani” dan senantiasa berorientasi pada  kepentingan publik?

Diharapkan, para PNS memiliki tanggung jawab yang tinggi, disiplin  dan berintegritas tanpa perlu selalu diperingatkan setiap saat.

Ketika bekerja sebagai dokter, apakah terbayang tugas BKKBN?

Tidak terbayang. Saya dokter sejak di puskesmas, dokter kebidanan.   Tapi, apa yang dilakukan BKKBN saya selalu kerjasama. Ilmu saya  kan, di bidang hormon dan kontrasepsi.

Berita Menarik :  Jejak Digital Fadjroel Rachman, Jubir Presiden Bicara Perempuan Seksi

Jadi, bukan hal asing, kalau  saya ke BKKBN, sama saja saya kembali ke dunia saya, kembali ke habitat. Ketika menjadi bupati, saya juga masih praktek sebagai  dokter, seminggu dua kali.

Kalau menjadi bupati, Anda seperti masuk dunia lain ya?

Ha-ha-ha. Saya mengembangkan nilai kemanusiaan, untuk memasuki  politik.Waktu sekolah SMP, saya bercita-cita di bidang pertanian dan  kehutanan.

Anak ke delapan. Kakak-kakak saya, tak ada yang  sekolah, karena memang tak ada biaya. Bapak merupakan mandor  hutan, golongan dua pensiun.

Anda sempat mengembala kambing juga ya?

Oh, itu dulu di Klepu, saya biasa ngarit untuk kambing saya.  Kambing itu dibeli dari ayam yang dipelihara. Dan, setelah kambing  berkembang kemudian dibelikan sapi.

Saat menjadi dokter, binatang  itu terjual satu demi satu untuk biaya hidup, buku-buku dan lain-lain.  Ternyata, kemiskinan bisa diatasi.

Saat SMP saja, saya punya  kambing 12, padahal orang miskin. Belajar sembari menggembala kambing itu. Belajar naik sepeda, sembari menggembala kambing.



[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version