[ad_1]
Kupang, Gatra.com – Jenazah Prada Ardi Yudi Ardiyanto anggota TNI Yonif Linud 432 Kostrad yang tewas akibat diserang oleh orang tak dikenal (OTK) saat melaksanakan pembangunan talut di Kali Braga, Dekai, Papua, pada April lalu, tiba di Kupang, NTT. Jenazah diantar langsung Pasimin Log Yonif Para Reder 432/WSJ, Lettu Inf Juniarta M.
Prosesi penjemputan jenazah di Bandara El Tari Kupang dilakukan secara militer. Jenazah Prada Ardi Yudi Ardiyanto kemudian dikawal anggota Denpom NTT menuju kampung halamannya di Kabupaten Malaka. Tepatnya di RT 001/RW 002, Dusun Tubaki, Desa Kamanasa,
Danrem 161/ Wira Sakti Kupang Brigjen Legowo mengatakan jenasah almarhum disambut secara milirter di Bandara El Tari Kupang. Selanjutnya dikawal anggota menuju kampung halamannya di Malaka.
“Kami telah menerima jenazah Ardi Yudi Ardiyanto. Anggota langsung mengantarkan ke kampung halamannya. Tiba di rumah duka dilanjutkan dengan doa kemudian dimakamkan pukul 13.40 WITA. Dimakam secara militer ,” kata Brigjen Legowo ( 20/5)..
Lebih lanjut Brigjen Legowo menyatakan bersama jajarannya Korem 161/Wira Sakti menyatakan turut berdukacita. Semoga arwahnya diterima disisi Tuhan sesuai amal pengabdiannya.
“Ini salah satu anggota terbaik. Kami merasa kehilangan. Untuk itu bersama anggota kami menyatakan turut berdukacita. Semoga arwahnya diterima disi Tuhan sesuai amal pengabdiannya,” jelas Brigjen Legowo.
Untuk diketahui Prada Ardi Yudi Ardiyanto (24) bersama Praka Alif Nur Angkotasan (30) terbunuh 18 Mei 2021 lalu akibat diserang oleh orang tak dikenal (OTK) saat melaksanakan pembangunan talut di Kali Braga, Dekai.
Prada Ardi Yudi Ardiyanto 24 tahun, lahir di Kabupaten Ainaro, Provinsi Timor Timur , saat masih integrasi dengan Indonesia 2 Mei 1999. Pada September 1999 Timor Timur merdeka, almarhum yang masih bayi itu bersama orang tuanya eksodus ke Kabupaten Malaka, NTT.
Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan mengatakan jenazah Praka Alif dibawa kampung halamannya di ke Ambon. Sementara sedangkan Prada Ardi Yudi ke Kupang. Kedua korban yang tewas terbunuh blum diketahui pasti dari kelompok mana.
“Belum dipastikan kelompok mana yang melakukan penyerangan dan menganiaya kedua personel TNI. Dalam kejadian tersebut, dua pucuk senjata milik personel TNI yang meninggal dunia tersebut juga ikut hilang ,” kata Brigjen TNI Pangemanan, Rabu (19/5/2021).
Dia mengatakan pihaknya sudah minta bantuan pemda dan gereja serta tokoh masyarakat di Yahukimo agar dua pucuk senpi beserta amunisi yang diambil OTK dikembalikan.
“Mudah-mudahan berbagai upaya yang dilakukan dapat membuahkan hasil dan senpi serta amunisi yang diambil dikembalikan sebelum disalahgunakan,” harap Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Reporter: Antonius Un Taolin
Editor: Bernadetta Febriana
[ad_2]
Sumber Berita