[ad_1]
Anggota Komisi I DPR, Sukamta menyatakan “kue ekonomi” dari teknologi kelima sangat besar. Indonesia juga berpotensi jadi negara pengembang 5 G. “Tapi dengan kondisi sekarang, Indonesia bisa-bisa hanya jadi pasar saja. Yang mengambil keuntungan dari kue besar tadi hanya 7 negara: AS, Cina, Perancis, Jerman, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris. Indonesia hanya mendapat sebagian kecil kue tadi. Jadi jangan terburu-buru untuk mengadopsi 5G kalau memang belum siap,” ujar Sukamta dalam keterangannya kepada Gatra.com, Ahad (20/12).
Wakil Ketua Fraksi PKS itu menjelaskan bahwa yang perlu dipersiapkan dengan baik terlebih dahulu yaitu infrastruktur dan ekosistem 5G. Tingkat penetrasi internet menurutnya belum merata di seluruh pelosok Indonesia. Bahkan masih ada daerah-daerah yang hanya bisa menangkap sinyal 2G, bahkan masih ada daerah yang tidak ada sinyal sama sekali.
Selain itu juga, lanjut Sukamta, hal yang perlu dipersiapkan di antaranya frekuensi, kesiapan regulasi, adjustment terhadap seluruh regulasi terdampak, dan banyak lagi. “Jangan sampai karena belum siap, operator telekomunikasi didorong-dorong adopsi 5G, karena misalnya mungkin monetisasinya belum terlalu menguntungkan. Ya justru semakin membuat operator rugi dan industri tertekan. Kita tidak ingin itu terjadi”.
Sukamta berharap kesiapan mengejar teknologi tidak dilakukan secara terburu-buru melainkan dengan konsep dan sistem yang kuat. “Kita berharap semuanya dipersiapkan termasuk ekosistem tadi. Percuma kalau infrastruktur dan teknologinya ready, tapi dari sisi penggunanya belum siap. Mesti cermat ini perencanaannya karena biaya untuk 5G tidaklah kecil,” tutup wakil rakyat Dapil Yogyakarta tersebut.
Editor: Andhika Dinata
[ad_2]
Sumber Berita