[ad_1]
Telegraf – Pandemi Covid-19 telah melemahkan seluruh segi perekonomian, untuk terus bisa bertahan, sebuah industri harus beradaptasi dan kreatif serta inovasi agar bisa switch keadaan yang krisis menjadi sebuah opportunity. Citilnk misalkan sebuah industri penerbangan yang sangat terdampak sekali saat pandemi covid-19, mengambil peluang meningkatkan layanan cargo, yang dimasa pandemi layanan cargo naik mencapai 31 persen/penerbangan.
Hal itu diungkapkan oleh Heriyanto, MMS, selaku VP Corporate Strategy Citilink Indonesia, dalam Giant Webinar dengan topik Marketing Strategy During Pandemic : How High Can We Fly yang diselenggarakan RS Premier Bintaro dengan IKAMARS, Sabtu (27/3).
“Tetapi jangan lupa, dari forum produksi yang sudah turun dibawah 50 persen dari normal, sehingga angka tersebut tidak mampu untuk menutup masa normal, karena penurunan produksinya di masa pandemi tersebut,” tuturnya.
Heriyanto menjelaskan masa liburan, lebaran serta natal dan tahun baru merupakan waktu peak session untuk menutup cost yang selama ini tidak bisa terpenuhi di masa pandemi tetapi waktu tersebut juga tidak bisa produksi maksimal karena pemerintah membatasi masyarakat untuk mudik.
“Pemberitaan atas pengumuman dilarang mudik itu kalau untuk yang lain mungkin berita itu biasa, tetapi untuk airlines ini sangat terpukul untuk kita. Kenapa airlines di hari hari peak sesion seperti liburan, Lebaran, Natalan itu kita punya revenue jauh di bawah biaya event. Nah jika kalau lebaran tidak di perbolehkan mudik itu artinya kesempatan kita untuk menutup kekurangan cost saat pandemi itu hilang juga,” kata Heriyanto.
Lanjutnya memang bisnis cargo semakin naik, di mana rata rata harga cargo sebelum pandemi hanya Rp5.000 per kilo sekali penerbangan, saat ini bisa mencapai Rp15.000 untuk penerbangan yang sama. ” Inilakh dilakukan oleh Citilink dalam menghadapi Pandemi Covid-19 yaitu mengurangi cost,” beber Heriyanto.
Sementara itu Dr. Martha M. L. Siahaan, MARS MHKes selaku CEO RS Premier Bintaro mengatakan bukan saja industri penerbangan rumahsakitpun harus melakukan strategi untuk tetap bertahan melalui pandemi.
“Saya memang sengaja melakukan webinar ini untuk mengajak para manager rumah sakit berfikir diluar rumahsakit artinya kita musti belajar bagaimana perusahan perusahan lain ketika harus strugle menjalani 12 bulan masa pandemi,” ungkapnya.
Ia mengajak rumah sakit lain untuk belajar dan berbagi pengalaman baik dengan Citilink maupun perusahaan lain yang mampu berjuang melalui masa sulit pandemi.
Photo Credit : Pesawat Cargo Citilink/Doc/Antaranews.com
[ad_2]
Sumber Berita