#  

Lindungi Data Pribadi dari Kejahatan Cyber, Jangan Unggah Sembarangan di Sosial Media

[ad_1]

JAKARTA,– Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara webinar Literasi Digital untuk wilayah kota Depok, Jawa Barat, pada Senin (7/6/2021). Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar dampak negatif penggunaan internet.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat peluncuran program Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan di antara pengguna internet di Indonesia yang semakin tinggi, saat ini kejahatan di ruang digital pun ikut mengkhawatirkan. Terlebih kejahatan yang memanfaatkan data pribadi.
“Tantangan di ruang digital semakin besar seperti adanya konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital,” ujar Presiden Joko Widodo.

Salah satu nara sumber yang memberikan wawasan terkait literasi digital adalah Aribowo Sasmito dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia yang memaparkan tentang pentingnya untuk melindungi data pribadi. Beberapa data penting biasanya disimpan di ponsel pribadi, namun ketika hilang apa yang tersimpan di dalamnya bisa saja dicuri atau disalahgunakan.

“Sebaiknya tidak menyimpan foto identitas diri seperti KTP atau SIM, serta sandi atau password, dan nomor rekening di dalam HP,” kata Aribowo.

Untuk menghindari kejahatan di dunia digital beberapa langkah bisa pencegahan perlu dilakukan. Misalnya dengan membuat password yang rumit kombinasi huruf angka dan tanda baca. Beberapa sistem keamanan di ponsel pribadi kita pun masih memiliki celah bagi para pelaku kejahatan.

Misalnya sandi pola yang dapat dengan mudah terlihat bila handphone dimiringkan dan terkena bias cahaya. Lalu finger print yang juga lemah bisa dipakai pelaku saat korban tak sadarkan diri. Sementara face ID saat ini sudah lebih canggih dengan 3 dimensi, hingga retina pun masih bisa dikelabui penjahat yang professional.

“Pasang autentifikasi dua faktor, supaya saat log in ada langkah tambahan. Hindari penggunaan satu kata kunci untuk semua,

Aribowo mengingatkan bahwa keamanan memang tidak sebanding dengan kenyamanan. Namun hal tersebut akan melindungi seseorang dari upaya peretasan email dan sosial media untuk penyalahgunaan. “Masalahnya kalau satu kebobolan bakal kebobolan semua. Kelalaian kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan penyedia layanan,” ujarnya lagi.

Saat ini banyak juga upaya penipuan lewat tautan yang diberikan lewat email maupun sms, sehingga disarankan untuk tidak sembarangan membuka tautan. Selain itu jangan bagikan kode OTP aktivasi, termasuk yang mengaku dari pihak penyedia layanan. Belakangan hacking pun bisa dilakukan dengan teknik sosial yang mengecoh pengguna.

“Apabila hp kita hilang, kadang ada yang berpikir bisa ganti nomor saja. Tapi kejadian ini bukan semata-mata lapor saja tapi untuk keselamatan diri kita, karena penjahat yang mengambil alih, pada saat dilacak tidak ketemu malah diri kita yang bisa dirugikan,” tuturnya lagi.

Webinar Literasi Digital di Kota Depok, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pada webinar kali ini hadir juga nara sumber lain seperti Ryan Juniardi dan Alditama Zain yang berbai ilmu tentang literasi digital. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

 10 kali dilihat,  10 kali dilihat hari ini

[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version