[ad_1]
Telegraf – Markas Besar (Mabes) Polri diserang oleh terduga teroris. Pelaku pun tewas ditembak mati oleh petugas kepolisian yang berjaga karena dirasa membahayakan jiwa dan keselamatan polisi.
Berdasarkan foto yang beredar, sosok teror pelaku nampak berpakaian selayaknya perempuan. Ia terlihat mengenakan pakaian gamis berwarna hitam, dan berkerudung biru.
Terduga pelaku juga nampak menenteng tas perempuan warna hitam. Di samping terduga pelaku, tergeletak senjata api warna hitam.
Di sekeliling terduga pelaku yang sudah terkapar itu, terdapat titik-titik warna hitam, bekas berondongan peluru petugas yang berupaya menghentikan aksi pelaku tersebut.
Ideologi ISIS
Polisi pun membeberkan identitasnya, dengan menyebutkan, bahwa perempuan itu berusia sekitar 25 tahun berinisial ZA (Zakiah Aini) asal Ciracas, Jakarta Timur yang melakukan serangan di Mabes Polri, pada Rabu (31/03/2021) sore, merupakan seorang ‘lone wolf’ dan berideologi ISIS.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan hal itu dalam jumpa pers sekitar pukul 21.00 WIB.
“Yang bersangkutan adalah tersangka atau pelaku ‘lone wolf’ yang berideologi radikal ISIS,” terang Sigit.
Temuan polisi itu menyebutkan ZA memiliki Instagram yang baru dibuat atau diposting sekitar kurang lebih 21 jam lalu sampai yang bersangkutan tiba dan melakukan aksinya di Mabes Polri.
“Di dalamnya [Instagram] ada bendera ISIS dan ada tulisan terkait bagaimana perjuangan jihad,” papar Kapolri.
Dari penggerebekan polisi di rumahnya, ZA meninggalkan surat wasiat dan menulis di grup WA keluarga bahwa dia berpamitan.
Memburu Aparat Kepolisian
Dalam keterangannya, Kapolri menyebut ZA yang menerobos masuk ke dalam kompleks Mabes Polri lewat pintu belakang dan kemudian mendatangi pos polisi di dekat pintu masuk bagian depan.
Disebutkan dia sempat meninggalkan pos tersebut, namun kembali lagi dan melepaskan tembakan enam kali.
“Dua kali ke anggota polisi di dalam pos, dua kali di luar, dan menembak lagi kepada anggota yang ada di belakangnya,” imbuhnya.
Menghadapi serangan tembakan itu, polisi kemudian melakukan apa yang digambarkan sebagai “tindakan tegas dan terukur”. Zakiah Aini pun akhirnya jatuh tersungkur dan tewas setelah ditembak oleh petugas.
ZA disebutkan adalah eks mahasiswa di salah satu kampus dan “drop out” pada semester lima.
Saat melakukan serangan, ZA membawa map kuning dan di dalamnya ada amplop bertuliskan kata-kata atau wasiatnya.
Jenazah ZA itu telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, sekitar pukul 19.15 WIB.
Sebelumnya, CCTV di Mabes Polri, memperlihatkan seseorang mendekati pos polisi di dalam kompleks Mabes Polri, dan kemudian tergeletak akibat ditembak.
Kejadian ini terjadi setelah polisi menangkap setidaknya 15 orang terduga teroris di sejumlah wilayah, tidak lama setelah serangan bom bunuh diri gereja katedral di Makassar, Minggu (28/03/2021).
Apa yang dilakukan ZA, nyaris sama dengan yang dilakukan oleh pasangan suami istri bomber di Gereja Katedral Makassar. Kedua pelaku bom bunuh diri Makassar yakni L dan YSF juga meninggalkan surat wasiat sebelum beraksi.
Pribadi Yang Tertutup
Zakiah Aini dikenal tertutup di lingkungan rumahnya di Ciracas Jakarta Timur.
“Intinya saya hanya menyampaikan secara garis besar, almarhumah ini agak tertutup orangnya,” ujar Sandy Adamsyah, Lurah Kelapa Dua Wetan, Ciracas.
Sandy enggan berbicara banyak perihal ZA. Karena hal itu merupakan wewenang polisi. Dia hanya menyebutkan ZA adalah anak bungsu.
“Almarhumah tinggal di rumah orang tuanya. Jadi dia terdiri dari 6 bersaudara, ini masih tinggal di rumah ini 3 bersaudara, ya. Zakiah ini anak bungsu. Jadi ini rumah orang tuanya,” terangnya.
Photo Credit: Personel kepolisian dengan rompi anti peluru dan senjata laras panjang berjaga di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/03/2021). ANTARA/Muhammad Adimaja
[ad_2]
Sumber Berita