[ad_1]
Aksi tersebut diprakarsai oleh Federasi Entitas Palestina di Argentina. Terlihat para pengunjuk rasa membawa sejumlah plakat bertuliskan “Boikot Israel”, “Tidak untuk genosida Palestina”, “Semua Bersama Palestina”. Pengunjuk rasa lainnya memegang spanduk yang menyerukan pemerintah Argentina untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, aksi tersebut mendapatkan penghadangan oleh polisi. Para pengunjuk rasa dihalau untuk mencapai kantor Kedutaan Besar Israel.
Dalam aksi tersebut dibacakan deklarasi deklarasi yang dikirim oleh pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Adolfo Pérez Esquivel.
“Menghadapi ketidakadilan ini dan semakin leluasanya posisi kolonial dan rasis dalam pembersihan etnis, melanggar semua norma internasional, kami menyerukan kepada pemerintah dan masyarakat di dunia untuk menghentikan kemajuan kolonial ini di abad ke-21. Kami tidak dapat menganggap implementasi perang teroris ini sebagai konfrontasi, yang diarahkan oleh kekuatan bersenjata nuklir terhadap populasi yang tidak bersenjata, ” bunyi deklarasi tersebut.
Sementara itu, Jurnalis Carlos Aznárez menggambarkan aksi pengeboman dan rudal Israel di Gaza sebagai tindakan biadab. Dirinya pun turut mengkritisi komunitas internasional, mediai dan banyak orang yang terus berbicara tentang perang yang seolah-olah memposisikan Palestina dan Israel merupakan dua sisi yang sama.
“Berapa banyak tank yang dimiliki rakyat Palestina, berapa banyak pesawat, berapa banyak kapal Palestina? Jawabannya sederhana, tidak satu pun. Senjata terhebat yang dimiliki rakyat Palestina adalah martabat mereka sebagai rakyat, kelekatan mereka pada tanah airnya, kegigihan mereka mempertahankan rumah dan kebun zaitun mereka, meskipun faktanya semua milik mereka itu dihancurkan berkali-kali. Mereka memiliki kekuatan yang sangat besar dan mampu mencontohkan bentuk perlawanan dari sebuah persatuan.” ujarnya.
Reporter: Muhammad Mutaqin
Editor: Bernadetta Febriana
[ad_2]
Sumber Berita