#  

Mendadak Miliarder, Suroso Enggan Beli Mobil

[ad_1]

Purworejo, Gatra.com –‎‎ Pembayaran ganti untung bagi warga terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, membawa berkah tersendiri bagi pemilik tanah. Meskipun pada pembayaran tahap pertama akhir tahun 2019 lalu sempat membuat warga meradang karena ‘dihargai’ sangat murah.

Bahkan hingga kini, gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang diajukan warga masih bergulir di PN Purworejo. Kini pemilik tanah lega karena tanah mereka dan tanaman tumbuh di atasnya dihargai manusiawi.

Banyak warga di beberapa desa terdampak mendadak menjadi jutawan bahkan miliarder. Tetapi mereka tidak lantas menghabiskan uang dengan membeli barang-barang mewah seperti mobil atau sepeda motor.

“Saya sudah beli sawah di Kecamatan Banyuurip seluas 4.000 meter persegi seharga Rp504 juta. Tanah saya yang kena [terdampak] bendungan kurang lebih 4.000 meter,” tutur Karijo, warga Desa Guntur, Kecematan Bener usai mengambil buku tabungan berisi uang ganti untung, Senin (10/5).

Ia dan puluhan warga lain mengambil ganti untung yang diberikan melalui tabungan BRI di Resort Offiice PT PP di Desa Karangsari, Kecamatan Bener pada hari pertama. Pria tua ini mendapat uang Rp701.457.000.

“Selain beli tanah, saya juga akan beli kebun durian di Kecamatan Kaligesing. Karena tanah saya yang dipakai untuk bendungan itu di atasnya juga tanaman durian. Sisanya buat berobat istri saya yang sakit, juga untuk makan sehari-hari,” lanjut pria sederhana ini.

Karijo, warga Desa Guntur, Kecematan Bener, menunjukkan buku tabungan untuk pengambilan uang ganti untung tanahnya. (GATRA/Sumarni Utamining)

Penerima lain, Suroso (70) warga Dusun Jumbleng, Desa Nglaris, Kecamatan Bener mendadak jadi miliarder. Enam bidang tanah beserta tanaman di atasnya yang terdampak bendungan tertinggi di Asia Tenggara itu ‘dihargai Rp2,6 miliar lebih. Total tanah milik Suroso yang terdampak 9 bidang, tiga bidang telah dibayarkan tahap sebelumnya. 

“Uangnya saya simpan dahulu, nanti akan saya belikan tanah lagi. Ini kan uang tanah, ya harus dibelikan tanah lagi, sawah dan tegalan. Dapat uang ya seneng ya enggak, kalau disuruh jual ya saya enggak mau, tapi ini kan untuk proyek nasional, kami rela,” jelas Suroso yang datang ditemani oleh putrinya.

Pria beranak empat itu enggan membelanjakan uangnya untuk hal-hal mewah seperti membeli mobil. “Mobil buat apa, saya tidak bisa nyetir. Nanti sebagian uangnya buat usaha saja,” katanya.

Menurut Suroso, sawah miliknya dihargai Rp120.000 per meter. Sementara ganti untung tegalan tergantung pula tanam tumbuh di atasnya. “Tegalan saya tanamannya ada albasiyah, durian, kelapa, petai, dan cengkeh,” kata Suroso.


Reporter: Sumarni Utamining

Editor: Iwan Sutiawan


[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version