[ad_1]
Telegraf – Thailand berencana menjual kendaraan tanpa emisi di dalam negeri mereka mulai 2035.
Langkah itu dimaksudkan untuk menghadirkan mobil ramah lingkungan alias mobil listrik sepenuhnya, dimana hal ini sejalan dengan rencana negara tersebut untuk menjadi pusat produksi di kawasan Asia Tenggara.
Ide tersebut bukanlah hal baru. Tahun lalu, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (25/4/2021), Thailand mengumumkan kebijakan yang bertujuan menjadikannya basis produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) untuk wilayah tersebut dalam waktu lima tahun, dan rencana itu dipercepat untuk mencapai titik tertinggi.
“Kami bisa melihat dunia sedang menuju ke arah itu, jadi kami harus bergerak cepat. Kami ingin menangkap pertumbuhan pasca pandemi, dan kami berambisi menjadi pusat produksi karena kami sudah memiliki rantai pasokan yang ada,” kata Penasihat Komite Kebijakan Nasional Kementerian Energi Thailand, Kawin Thangsupanich.
Thailand sendiri ingin meningkatkan produksi kendaraan listrik hingga 30 persen dari total volume industri (TiV) negara itu. Targetnya adalah menghasilkan 750.000 unit kendaraan listrik dari total 2,5 juta kendaraan yang dibuat setiap tahun pada 2030. Saat ini Negeri Gajah Putih itu telah menetapkan target waktu untuk menghentikan secara bertahap mobil berbahan bakar bensin. Selanjutnya, bagi pemerintah adalah memfasilitasi transisi itu.
Menurut Kawin, hal itu bisa dilakukan dengan menawarkan insentif pajak, membangun infrastruktur yang sesuai, dan mengembangkan regulasi yang mendorong manufaktur kendaraan listrik, serta memberi insentif kepada konsumen untuk membeli mobil seperti itu.
Sementara itu, kendaraan listrik saat ini menghasilkan kurang dari 1 persen mobil di Thailand, pengaturan jadwal penerapan adalah langkah yang diperlukan untuk memastikan ada pertumbuhan, menurut Yossapong Laoonual, ketua kehormatan asosiasi kendaraan listrik Thailand.
“Kalau kita biarkan adopsi EV terjadi secara alami, bisa jadi butuh waktu lama. Sebagai produsen, penetapan target yang jelas membuat negara lebih menarik untuk investasi,” jelasnya.
Photo Credit: Mobil sedang mengisi bahan bakar minya (BBM) di SPBU. ANTARA
[ad_2]
Sumber Berita