#  

Nestapa Pedagang Kota Tua saat Lebaran di Tengah Pandemi

[ad_1]

Jakarta, Gatra.com – Sepi, itulah yang tergambar dari aktivitas di kawasan Kota Tua, Jakarta, saat lebaran hari ini, Kamis (13/5). Di sisi lain, ada para pedagang yang sembari menunggu pembeli di tengah galaunya pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai, ditambah Kawasan Kota Tua pun ditutup untuk umum. 

 

Adalah Johan, pedagang es potong yang biasa berkeliling di kawasan Kota Tua. Ia mengaku kesusahan mencari penghasilan saat pandemi. Padahal, di waktu lebaran sebelum pandemi, ia mengklaim bisa menghabiskan 60 buah es potong. 

 

“Susah banget sekarang ini, mana sepi kan. Lebaran ya biasanya rame, 60 potong abis semua. Sekarang paling banter 15 potong doang. Cukup buat makan hari itu juga,” ungkap Johan saat ditemui Gatra.com di lokasi. 

 

Ia melanjutkan, selama masa pandemi ini, pendapatannya turun drastis dari biasanya. Jika di hari sebelum pandemi, dagangannya hanya menyisakan beberapa potong saja. “Ya kadang sisa beberapa potong doang kalo sebelum Covid. Sekarang mah ngejual 15 potong aja susahnya minta ampun,” ucapnya. 

 

Senada dengan Johan, Asep yang sudah berjualan minuman sejak 2014 juga merasakan dampak pandemi Covid-19. Menurutnya, apa yang ia hasilkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. 

 

“Bukan main ini sepinya, apalagi pas lebaran gini ditutup kan taman (Fatahillah). Dan ya pokoknya pas sejak pandemi ini dimulai semua jadi sepi. Pendapatan kalah jauh dari hari biasa sebelum pandemi. Sekarang cuma cukup buat makan,” tuturnya. 

 

Tidak jarang Asep juga beberapa kali mengalami pengusiran oleh petugas, namun ia mengaku tidak kapok. Karena memang tempat alokasi pedagang dinilainya kurang strategis untuk berjualan. 

 

“Ya dipindahnya ke ujung jalan Cengkeh situ, sedangkan orang-orang kan lalu lalangnya di sini. Ya jauh lah, enggak strategis juga tempatnya di sana mah. Kan kita kalo pedagang yang diincer ya ada pembeli dan ramai,” ujar Asep. 

 

Asep enggan pindah ke tempat lain, sebab hanya di kawasan Kota Tua komunitas dan teman-temannya berkumpul. Ia khawatir jika pindah tempat malah tidak terlalu menguntungkan untuk dirinya. 

 

“Ya temen-temen mah udah ada yang pindah, ada yang pulang kampung juga. Kalau saya mah di sini aja deh, banyak teman di sini, kalau pindah kan kita enggak tau juga gimana lingkungannya, temennya, petugasnya, jadi ribet kan,” ungkapnya.

 


Reporter: Muhammad Guruh Nuary

Editor: MS Widodo


[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version