[ad_1]
Menyambut Ramadan tahun ini, Ovo menggelar kampanye “#RaihIkhlas”. Melalui kampanye ini, Ovo memfasilitasi pengguna dalam menjalani Ramadan.
Ramadan tahun ini tak ubahnya tahun 2020, dimana berbagai aktivitas dipusatkan di rumah akibat pandemi yang belum usai. Menyambut Ramadan tahun ini, Ovo menggelar kampanye “#RaihIkhlas”. Melalui kampanye ini, Ovo memfasilitasi pengguna dalam menjalani Ramadan dengan berbagai fitur pembayaran digital termasuk donasi hingga investasi.
Perusahaan yang lekat dengan warna ungu ini memang tidak menghadirkan fitur khusus dalam menyambut Ramadan 2021. Sebab, sejumlah fitur yang sudah tersedia disebut sudah dapat menunjang aktivitas pengguna dalam menjalankan Ramadan dari rumah.
“Ramadan menjadi momen introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik, salah satunya menjadi pribadi ikhlas, terlebih lagi dalam kaitannya kita harus kembali menjalani Ramadan di masa pandemi di mana banyak sekali tantangan dan cobaan yang harus kita hadapi dengan hati yang ikhlas. Salah satu dari tantangan itu adalah mengenai mengatur keuangan di masa Ramadan. Ovo melalui semangat keikhlasan menggaungkan kampanye #RaihIkhlas dalam menerima dan melepaskan kekhawatiran untuk mencapai Hari Kemenangan. Untuk itu, OVO melalui kampanye #RaihIkhlas berupaya untuk mendukung masyarakat pada saat ini melalui kemudahan solusi pembayaran, investasi dan asuransi digital termasuk juga kemampuan untuk menyalurkan sedekah secara online,” kata Harumi Supit, Head of Corporate Communication Ovo.
Ovo juga mengumumkan survei perilaku masyarakat Indonesia terkait pengelolaan keuangan di bulan Ramadan dan masa pandemi. Survei ini ditujukan untuk mengetahui perilaku masyarakat Indonesia dalam pengelolaan keuangan di bulan Ramadan khususnya di masa pandemi. Dengan begitu, Ovo dapat membantu masyarakat memberikan solusi dan inspirasi mengatur pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Survei tersebut mengungkap beberapa fakta, antara lain:
- 6 dari 10 orang mengaku sulit mengatur keuangan selama Ramadan, terlebih karena pandemi dimana kebutuhan cenderung lebih banyak.
- 52% orang menggunakan dana darurat (yang ditarik dari tabungan / investasi) guna memenuhi kebutuhan saat Ramadan.
- 4 dari 10 orang melenceng jauh dari rencana awal terkait perencanaan keuangan saat Ramadan.
- 43% orang menggunakan seluruh THR-nya untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri.
- Hanya 4 dari 10 orang yang menyimpan THRnya untuk tabungan jangka panjang.
- 50% orang akan tetap memberi THR meskipun tidak dapat bertemu saudara dan kerabat. THR tersebut akan dibagikan melalui transfer.
- Tidak mendapat THR menjadi kekhawatiran terbanyak yang dipilih responden terkait Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.
- Mayoritas responden memilih untuk menyalurkan THR sebagai hadiah untuk orang lain, kebutuhan sehari-hari, ditabung dan berinvestasi.
“Dari survei menunjukkan mayoritas masyarakat sulit mengatur pengelolaan keuangan. Kesalahan yang sering kali dilakukan saat Ramadan, antara lain tidak membuat perencanaan/ anggaran dan tidak mencatat pengeluaran; mudah tergoda “keinginan”; menggunakan sumber dana yang tidak sesuai peruntukkan (misal: Dana Darurat); berhutang demi gaya hidup Ramadan; dan tidak membuat skala prioritas. Sementara saat Ramadan, kita mempunyai beberapa kebutuhan tambahan ataupun pengeluaran khas Ramadan, seperti biaya mudik, zakat, memberikan THR pada yang bekerja dengan kita, memberikan bingkisan baik keluarga maupun kerabat. Banyak faktor yang membuat pengelolaan keuangan melenceng dan harus disiplin membagi antara pos penting, cukup penting dan tidak penting,” kata Perencana Keuangan Lolita Setyawati.
Untuk itu, Lolita memberikan beberapa tips mengatur keuangan selama Ramadan, sebagai berikut:
- Buatlah daftar prioritas sesuai kebutuhan
- Siapkan dana ekstra untuk kebutuhan tambahan
- Belanja di awal atau dicicil sebelum bulan Ramadan
- Buatlah menu sahur dan buka puasa untuk menghindari pembelanjaan makanan yang impulsif
[ad_2]
Sumber Berita