[ad_1]
Dan menempuh 100 satuan astronomi (15 miliar kilometer) dalam waktu kurang dari satu abad. Jalan ini dapat digunakan untuk mengirim pesawat ruang angkasa ke sistem planet kita yang paling jauh dengan relatif cepat, dan untuk memantau dan memahami objek dekat Bumi yang mungkin bertabrakan dengan planet kita.
Dalam makalah mereka, yang diterbitkan dalam Science Advances edisi 25 November, para peneliti mengamati struktur dinamis dari rute-rute ini, membentuk serangkaian lengkungan yang terhubung di dalam apa yang dikenal sebagai lipatan luar angkasa yang membentang dari sabuk asteroid ke Uranus dan seterusnya. “Celestial Autobahn” atau “jalan raya langit” yang baru ditemukan ini berlaku selama beberapa dekade, berlawanan dengan ratusan ribu atau jutaan tahun yang biasanya menjadi ciri dinamika Tata Surya.
Struktur lengkung yang paling mencolok terkait dengan Jupiter dan gaya gravitasi kuat yang dimilikinya. Populasi komet keluarga Jupiter (komet yang memiliki periode orbit 20 tahun) serta benda tata surya berukuran kecil yang dikenal sebagai Centaurs, dikendalikan oleh lipatan tersebut pada skala waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Beberapa dari benda-benda ini akan bertabrakan dengan Yupiter atau terlempar dari Tata Surya.
Penelitian struktur ini selesai dengan mengumpulkan data numerik tentang jutaan orbit di Tata Surya kita dan menghitung bagaimana orbit ini sesuai dengan lipatan luar angkasa yang sudah diketahui. Hasilnya perlu dipelajari lebih lanjut, baik untuk menentukan bagaimana mereka dapat digunakan pesawat ruang angkasa, atau bagaimana manifold tersebut berperilaku di sekitar Bumi, mengendalikan pertemuan asteroid dan meteorit, serta pertumbuhan populasi objek buatan manusia dalam sistem Bumi-Bulan.
Editor: Rohmat Haryadi
[ad_2]
Sumber Berita