#  

Riset dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi 2021

[ad_1]

INFO NASIONAL – GeNose, alat deteksi Covid-19 yang dikembangkan para peneliti Universitas Gadjah Mada selangkah lagi akan diproduksi massal dan selanjutnya digunakan di seluruh Indonesia. Para penggagas sedang menyiapkan final report yang akan diajukan ke Kementerian Kesehatan agar alat ini segera mendapatkan ijin edar.

“Dengan alat ini perkiraan biaya pemeriksaan per orang sekitar Rp15 ribu. Ini salah satu alat deteksi Covid-19 termurah yang juga akurat,” kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro dalam diskusi online Indonesia Outlook 2021 Ngobrol@tempo dengan tema “Kebangkitan Ekonomi Nasional Melalui Inovasi, Pangan dan Reforma Agraria”, Jumat, 11 November 2020.

Menurut Bambang, kegiatan riset dan inovasi terus berlanjut di masa pandemi hingga 2021. Selain terkait penanganan Covid-19, ada juga riset dan inovasi yang khusus dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi. “Ini meliputi kegiatan ekonomi pedesaan, usaha kecil mikro dan menengah, maupun riset dan inovasi yang mendukung perkembangan sektor pertanian,” ujarnya.

Kalangan perguruan tinggi sangat mendorong  inovasi teknologi di bidang pertanian untuk mencapai kemandirian dan ketahanan pangan. “Apalagi produktivitas lahan kita berada di level standar, dari 2018 sampai sekarang, tidak jauh dari angka 5 ton per hektare,” kata Kepala Divisi Teknik SDA, Departemen  Teknik Sipil dan Lingkungan Fateta IPB Budi Indra Setiawan.

Budi menyarankan agar upaya peningkatan produktivitas lahan lebih maksimal dilakukan di lahan-lahan marginal dengan tingkat produksi kurang dari 3 ton per ha, termasuk dengan memaksimalkan penggunaan teknologi. “Kalau kita fokus di lahan yang sudah tinggi produktivitasnya, maka kenaikannya tidak akan banyak,” ujar Budi dalam diskusi yang dipandu Redaktur Majalah Tempo, Retno Sulistyowati.

Untuk memastikan keberlangsungan usaha masyarakat, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) mempercepat pemberian kepastian hukum dalam masalah pertanahan melalui legalisasi dan sertifikasi aset-aset. “Dengan legalisasi ini, masyarakat yang sebelumnya tidak punya akses kepada lembaga keuangan formal menjadi memilikinya,” kata Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan A Djalil yang juga menjadi pembicara dalam diskusi ini.

Langkah Kementerian ATR lainnya adalah melakukan redistribusi lahan (fresh land) kepada masyarakat. Lahan ini berupa tanah-tanah terlantar yang telah mendapat hak guna usaha, tetapi tidak dimanfaatkan. “Tanah ini kita ambil kembali dan kita bagikan kepada masyarakat untuk berbagai kegiatan ekonomi,” kata Sofyan.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani optimistis kegiatan sosial ekonomi masyarakat bisa mulai dinormalisasi setelah Covid-19 terkendali dengan tersedianya vaksin dan penerapan protokol kesehatan. “Itu berarti ekonomi mulai berjalan pulih,” ujarnya.

APBN 2021 tetap mendukung pemulihan ekonomi sebagai prioritas, termasuk dengan belanja untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat. Belanja di bidang SDM atau pendidikan tahun depan masih menjadi prioritas utama, yakni lebih dari Rp 550 triliun, disusul anggaran kesehatan sebesar Rp196 triliun, bantuan sosial lebih dari Rp 400 triliun dan infrastruktur Rp 430 triliun lebih.

“Ini tujuannya untuk menggerakkan roda ekonomi tahun depan, sehingga kontraksi yang terjadi pada kuartal kedua tahun ini, mulai dikurangi. Di kuartal ke empat akan makin mendekati nol Sehingga di 2021 perekonomian kita masuk di zona positif atau rebound,” ujar Sri Mulyani.(*)



[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version