Survei: Kemampuan Bidang TI dan Cybersecurity Masih Menjadi Kendala di 2021

[ad_1]

Jakarta, Selular.ID – Acronis, global leader dalam bidang cyber protection, hari ini, Rabu (14/4) merilis hasil survei Cyber Protection Week yang kedua, dimana ditemukan tidak adanya hubungan antara kebutuhan perusahaan untuk melindungi data mereka dengan investasi yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Meskipun 80% perusahaan menggunakan hingga 10 solusi perlindungan dan cyber security yang berbeda secara bersamaan, ternyata faktanya lebih dari 50% di antaranya mengalami downtime karena kehilangan data tahun lalu.

Meskipun tak dipungkiri di tahun 2020 lalu banya perusahaan membeli sistem baru untuk mengaktifkan dan mengamankan pekerja jarak jauh selama pandemi COVID-19, investasi tersebut tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Perkuat Peran UU PDP, Lembaga Pengawas Independen Perlu Dihadirkan

Temuan survei tahunan Acronis, dari 4.400 pengguna dan profesional TI di 22 negara di enam benua, menghilangkan mitos bahwa menambahkan lebih banyak solusi akan menyelesaikan tantangan data protection dan cybersecurity.

Dalam banyak kasus mengelola perlindungan di beberapa solusi justru akan menciptakan kompleksitas yang lebih besar dan visibilitas yang lebih sedikit untuk tim TI, sehingga malah akan meningkatkan risiko keamanan.

Dan tantangan yang perlu kita sadari ialah bagaimana kesenjangan pengetahuan tim TI kita terhadap hal keamanan. Acronis dalam hal ini menyebut ada kesenjangan yang signifikan dalam kesadaran di antara pengguna dan profesional TI tentang kemampuan TI dan cybersecurity yang tersedia.

Dimana 68% pengguna TI dan 20% profesional TI tidak akan tahu jika data mereka telah dimodifikasi tanpa sepengetahuan mereka karena solusi yang digunakan sulit menentukan jenis kerusakan yang terjadi.

Baca juga: Review Nokia 5.4: Smartphone Andal Yang Hadirkan Pembaharuan Keamanan Terdepan

43% pengguna TI tidak tahu apakah anti-malware mereka menghentikan ancaman zero-day karena solusi mereka tidak memberikan informasi tersebut. Memiliki akses mudah kedalam cybersecurity sangat penting untuk memastikan data terlindungi.

Secara mengejutkan, juga ternyata 10% profesional TI tidak tahu apakah perusahaan mereka patuh pada peraturan privasi data. Jika mereka yang bertanggung jawab untuk memastikan privasi data tidak tahu bahwa mereka salah, maka tidak heran mereka dapat menerapkan strategi atau mengevaluasi solusi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Ketidaktahuan itu menempatkan bisnis pada risiko yang sangat besar pada tahun 2021.



[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version