#  

Webinar Literasi Digital: Ketahui Manfaat Bijak Bersosmed dengan Jejak Digital Positif

[ad_1]

JAKARTA – Perkembangan teknologi informasi dan pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia dan Indonesia mengadaptasi gaya hidup baru yang mengandalkan teknologi internet. Perubahan ini menghasilkan lonjakan jumlah pengguna media digital sekaligus meningkatkan risiko keamanan digital.

Data Google mengungkap transaksi daring semakin jamak dilakukan dengan perputaran uang mencapai Rp621 Triliun. Bareskim Polri, pada 2020 melaporkan ada sekitar 4.250 laporan kejahatan siber dan 1.158 penipuan hingga November 2020.

Tantangan era digital ini membuat masyarakat harus lebih berhati-hati dan bijak dalam menggunakan platform digital. Pengetahuan akan keamanan digital setidaknya harus menjadi pegangan.

Arya Perdhana, Digital Lead Eden Creative Network mengungkapkan alasan mengapa rekam jejak digital bisa memiliki pengaruh dan konsekuensi di dunia nyata. “Jejak digital akan mempengaruhi bagaimana kita membawa diri di lingkungan sosial, apalagi kalau sampai pernah kena pidana,” ujarnya saat webinar Gerakan Nasional Literasi Digital, Rabu (2/6/2021).

Arya lalu menceritakan bagaimana seorang yang sering berkomentar negatif di sosial media bisa mempengaruhi karir, di mana perusahaan saat merekrut karyawan pun biasanya mengecek dulu sosial media calon pegawainya.

Bisa jadi saat pihak perekrut menemukan komentar atau konten negatif, calon karyawan tersebut batal untuk direkrut. Bahkan untuk pekerja bisa saja tidak jadi mendapat promosi atau naik jabatan karena ketahuan memiliki komentar negatif terkait perusahaan atau isu sensitif.

“Yang tidak kalah penting soal keuangan, transaksi pinjaman, sekarang yang lagi banyak pay letter. BI saat ini juga ikut merekam untuk menjaga profil rekam jejak keuangan seseorang,” ujar Arya lagi.

Nah, menurut Arya semua hal yang berhubungan dengan rekam jejak digital juga akan terkait informasi yang tiap orang bagikan di internet. Sebabnya, dia mengajak untuk lebih bijak saat bersosial media dan berfikir lebih kritis saat akan mengunggah maupun berkomentar terhadap sesuatu. Mungkin saja berita hoax, fitnah, hingga mengandung unsur sexual harassement.

“Berfikir sebelum posting, apakah ini benar, apakah memiliki manfaat. Selain itu harus mengamankan data pribadi, jangan mengunggah foto KTP, SIM, nomor telepon, alamat rumah. Karena kita tidak pernah tahu kalau data itu jatuh ke tangan orang jahat,” kata Arya lagi.

Arya juga mengajak agar setiap orang bisa membangun rekam jejak positif di ranah digital. Sebab dampaknya bukan hanya akan dirasakan manfaatnya untuk diri sendiri, hal itu akan ikut menciptakan lingkungan digital yang sehat.

“Ketika lihat komentar di medsos pedes, coba pikirkan anak yang akan mulai masuk dunia digital. Lingkungan seperti apa yang nyaman,” tuturnya lagi.

Webinar Literasi Digital merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version