#  

Yang Perlu Diwaspadai Saat Gerhana Bulan Total

[ad_1]

Tegal, Gatra.com Super blood moon atau gerhana bulan total akan terjadi bertepatan dengan Hari Raya Waisak 2565 BE, Rabu (26/5). Masyarakat di pesisir Kota Tegal, Jawa Tengah diminta mewaspadai naiknya permukaan air laut atau rob saat fenomena langka itu terjadi.

Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tegal, Sri Nurlatifah mengatakan, proses terjadinya gerhana bulan total akan berlangsung secara bertahap dengan waktu puncaknya berbeda-beda di tiap wilayah.

“Gerhana bulan total nanti bisa dilihat di mana saja, cuma jam-jam puncaknya itu berbeda-beda di wilayah Jawa Tengah,” kata Sri, Rabu (26/5).

Menurut Sri, di wilayah Kota Tegal, puncak gerhana bulan total akan terjadi pada pukul 18.18 WIB atau bertepatan detik-detik Waisak 2565 BE. Begitu juga di wilayah sekitarnya seperti Kabupaten Tegal, Brebes dan Pemalang.

“BMKG akan menyebar beberapa titik pengamatan, tapi di Kota Tegal BMKG tidak melakukan pengamatan secara langsung,” ujarnya.

Sri mengatakan, masyarakat bisa menyaksikan detik-detik terjadinya gerhana bulan total dengan mata telanjang atau tanpa kaca mata khusus gerhana. Namun, prosesnya kemungkinan tidak akan terlihat secara jelas.

“Gerhana bulan bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa menggunakan kaca mata khusus karena tidak akan memberikan efek terhadap kesehatan, tapi mungkin tidak bisa teramati dengan jelas. Kalau lebih jelas, lebih puas melihatnya harus pakai teropong,” jelasnya.

Sri melanjutkan, gerhana bulan total akan berdampak pada naiknya permukaan air laut. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir waspada terjadinya rob.

“Dampak yang patut diwaspadai dari gerhana bulan total terutama itu memicu rob di wilayah pesisir, tapi kalau dampak ke cuaca tidak terlalu signifikan ya,” katanya.

Seperti diketahui, gerhana bulan total terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada posisi yang sejajar dan letaknya berada di titik terdekat dengan bumi. Peristiwa ini merupakan fenomena langka karena baru bisa terjadi lagi pada beberapa puluh hingga ratus tahun lagi.


 



Reporter: Farid Firdaus


Editor: Rosyid


   


[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version