[ad_1]
JAKARTA – Di era digital ketika internet dan teknologi sudah memudahkan segala aspek kehidupan, content creator muncul menjadi sebuah profesi yang menjanjikan.
Tak sedikit milenial yang kemudian mencoba untuk masuk ke ranah digital marketing ini menggunakan berbagai platform social media. Namun agar berhasil diperlukan pemahaman ilmu yang lebih mendalam sebelum memproduksi sebuah konten menjadi menarik untuk menggaet audience.
“Parameter konten yang menarik bisa dibilang ada banyak aspeknya,” kata Syahid M Muthahhari, Content Marketing Kitabisa.com saat acara webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat I, Kabupaten Bandung Barat pada Jum’at (11/6/2021).
Lebih jauh Syahid mengungkapkan, parameter saat membuat konten ada namun tergantung dengan tujuan. Sebab ada banyak sekali ragamnya dan tiap audience punya preferensi yang berbeda.
“Biasanya sebuah konten dibilang jelek karena hanya diberi sedikit tanda suka, padahal belum tentu. Bisa jadi konten di buat memang bukan untuk membuat orang memberi like tapi untuk tujuan orang mau donasi,” ujarnya lagi.
Menurut Syahid, konten yang bersiweran di berbagai platform memiliki 4 tipe.
Pertama untuk membangun awareness yaitu konten yang khusus agar audience sekadar tahu, melihat dan menonton. Lalu kedua ada engangement, yaitu konten khusus bikin audience berinteraksi dengan content creator.
Selanjutnya ada tipe untuk mencari traffic, yaitu konten khusus yang mengarahakan audience ke channel yang lain biasanya memakai link. Terakhir ada konten leads, yang khusus mengarahkan audience untuk membeli sesuai, daftar, login dan sebagainya.
“Ini ada strateginya, jadi tidak sekedar bikin konten aja,” tuturnya lagi.
Menurut Syahid, penting sebagai content creator untuk mengenal audience mengenai kesukaan, umur, hobi, dan tempat tinggal. Namun di balik itu, tentukan dulu tujuan membuat konten apa, mau jualan, mau jadi selebgram.
Selanjutnya referensi membuat konten, kuncinya tiru dan replikasi. Dari sini seorang content creator juga akan tahu mana audience yang cocok. Selain itu jadi bisa menentukan segmen yang berbeda meskipun jualan produk yang sama.
“Supaya audience tidak bosan, ngobrol dengan mereka, mainkan gimmick namun jangan berlebihan, kasih reward, buat tipe konten yang beragam misalnya ilustrasi, video, atau single image,” tutur Syahid.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Jabar I kota Bogor merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Kalis Mardiasih, Aktivis Gender Equality, Kalarensi Naibaho Koordinator Layanan Perpustakaan Universitas Indonesia, dan Firzie A Idris Asisten Editor dari Kompas.com.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
21 kali dilihat, 21 kali dilihat hari ini
[ad_2]
Sumber Berita