[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto mengatakan sudah memerintahkan Direktorat Tindak Pidana Siber untuk menyelidiki dugaan bocornya data 279 juta penduduk Indonesia di internet. Dia mengatakan penyelidikan kebocoran data akan segera dimulai menunggu administrasi penyelidikan rampung.
“Sejak isu bergulir saya sudah perintahkan Dirtipidsiber untuk melakukan lidik, sedang dipersiapkan untuk legalitas pelaksanaan anggota di lapangan,” kata Agus kepada wartawan, Jumat, 21 Mei 2021. Ia mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta BPJS Kesehatan juga sedang mendalami dugaan kebocoran data tersebut.
Sebelumnya, data 279 juta penduduk Indonesia peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan diduga bocor dan diperjualbelikan di situs raidsforum.com. Data tersebut mencakup nomor induk kependudukan, kartu tanda penduduk (KTP), nomor telepon, email, nama, alamat, hingga gaji.
Data tersebut dijual oleh pengguna forum dengan nama id ‘Kotz’. Ia mengatakan data tersebut juga termasuk data penduduk yang sudah meninggal. “Ada satu juta contoh data gratis untuk diuji. Totalnya 279 juta, Sebanyak 20 juta memiliki foto personal,” kata dia dalam utas yang dibuat pada 12 Mei 2021.
Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan penelusuran lebih lanjut apakah data yang bocor tersebut berasal dari lembaganya atau bukan. BPJS Kesehatan telah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya,
“Namun perlu kami tegaskan bahwa BPJS Kesehatan konsisten memastikan keamanan data peserta BPJS Kesehatan dilindungi sebaik-baiknya,” kata Iqbal ihwal dugaan kebocoran data.
Baca juga: Kebocoran Data 279 Juta Warga Indonesia, Dukcapil: Bukan dari Kami
ANDITA RAHMA
[ad_2]
Sumber Berita