[ad_1]
Selama pengujian, peneliti mengeksplorasi sejumlah polimer berbeda, tetapi kimia NiSalen adalah satu-satunya perangkat yang ternyata stabil dan efisien.
Dalam kehidupan modern seperti saat ini, baterai lithium ion pada dasarnya ada di mana-mana. Sebabnya, energi dalam bentuk ini dapat menjalankan berbagai bentuk perangkat elektronik mobile seperti ponsel, laptop, wearable, dan masih banyak lagi.
Meskipun jenis baterai ini digunakan secara universal dalam produk konsumen, teknologinya masih jauh dari sempurna, sebagaimana penjelasan dari ScienceAlert. Performa baterai lithium ion akan menurun seiring waktu. Hal ini bahkan dapat menyebabkan sel baterai menjadi cacat dan menyebabkan panas berlebih, sehingga cukup berbahaya.
Dilansir dari Gizmochina (14/4), para peneliti di Rusia telah mengembangkan jenis teknologi baru yang diklaim dapat mengisi daya sekitar 10 kali lebbih cepat daripada baterai lithium ion yang ada saat ini. Meningkatnya kecepatan pengisian signifikan ini berpotensi menawarkan keuntungan penghematan waktu yang sangat besar jika pada akhirnya benar-benar hadir di produk konsumen.
“Baterai yang diproduksi menggunakan polimer kami akan mengisi dalam hitungan detik – sekitar 10 kali lebih cepat daripada baterai lithium-ion tradisional. Ini telah dibuktikan melalui serangkaian eksperimen”, kata peneliti elektrokimia, Oleg Levin dari Petersburg University.
Selama pengujian, para peneliti mengeksplorasi sejumlah jenis polimer berbeda, tetapi kimia NiSalen adalah satu-satunya perangkat yang ternyata stabil dan efisien. Meski demikian, kapasitasnya masih di bawah 30% hingga 40% lebih rendah daripada baterai lithium ion. Belum diketahui pula apakah teknologi baterai baru ini akan hadir ke ponsel dan produk lain dalam waktu dekat.
[ad_2]
Sumber Berita