#  

BPPTKG Belum Akan Turunkan Status Merapi

[ad_1]

Yogyakarta, Gatra.com – Aktivitas seismik Gunung Merapi selama satu minggu ini cenderung menurun dibanding periode sebelumnya. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta belum menurunkan status ‘Siaga’ saat ini karena aktivitas Merapi masih tergolong tinggi. 

 

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan kemungkinan menurunkan status Merapi terbuka. “Untuk kemungkinan penurunan status itu ada. Namun sampai saat ini belum,” kata Hanik dalam konferensi pers virtual tentang perkembangan aktivitas Merapi, Jumat (18/12). 

 

Hanik mengatakan penurunan status harus berdasarkan data, seperti jumlah kegempaan dan laju deformasi.  “Misal kegempaan semua menurun seperti saat kondisi (status) ‘Waspada’. Kemudian data deformasi kami lihat kecepatannya seperti apa. Nah, (penurunan status) ini mungkin bisa juga terjadi,” katanya. 

 

Adapun analisis kegempaan pekan ini menunjukkan Merapi mengalami 217 kali gempa vulkanik dangkal, 1.621 kali gempa fase banyak, 6 kali gempa frekuensi rendah, 284 kali gempa guguran, 303 kali gempa embusan, dan 9 kali gempa tektonik. Dibanding pekan lalu, intensitas kegempaan minggu ini lebih rendah.

 

Sedangkan data deformasi Gunung Merapi yang terpantau melalui EDM menunjukkan laju pemendekan jarak 9 centimeter per hari. “Kalau melihat intensitasnya masih 9 centimeter per hari. Ini masih cukup tinggi,” katanya. 

 

Menurut Hanik, data morfologi di kawah tidak berubah secara signifikan. Rekahan-rekahan terlihat semakin lebar dan memanjang di beberapa tempat melalui pantauan satelit pada 14 Desember 2020. “Ini menunjukkan masih adanya desakan magma ke permukaan,” katanya. 

 

Hanik mengatakan, minggu ini aktivitas Merapi memang tidak naik secara signifikan. Namun intensitas aktivitas Merapi masih tergolong tinggi. “Belum ada perubahan status sampai hari ini. Terjadi sedikit penurunan aktivitas seismik, namun masih menunjukkan aktivitas yang tinggi,” katanya. 

 

Hanik mengatakan potensi bahaya Merapi juga belum berubah sejak statusnya dinaikkan ke Siaga pada 5 November 2020 lalu. Guguran material diperkirakan maksimal sejauh lima kilometer dari puncak. 

 

Untuk itu, BPPTKG merekomendasikan tak ada aktivitas manusia di daerah rawan terdampak erupsi Merapi. “Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” ucapnya.


Reporter: Ridho Hidayat

Editor: Arif Koes


[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *