[ad_1]
“Di Sumsel ini mayoritas beragama Islam. Kalau butuh biaya pembangunan masjid, cara yang paling tepat dengan meminta kepada pemerintah, bukan malah memungut sumbangan di pinggir jalan. Selain akan mecoreng nama baik agama kita, juga sangat membahayakan bagi pengguna jalan,” ujar Deru di Palembang, Jumat (18/12).
Dirinya pun mengajak para pengurus masjid di Bumi Sriwijaya agar senantiasa menjaga marwah agama Islam di tengah masyarakat Sumsel. Salah satunya dengan tidak meminta sumbangan untuk biaya pembangunan masjid di jalanan.
“Jangan memungut sumbangan untuk masjid di jalan, karena rawan bagi keselamatan orangnya. Lalu, pasti ada penyempitan jalan dan berpotensi terjadi kerusakan jalan karena kendaraan harus melewati satu jalur karena ada penyempitan,” kata dia.
Menurut dia, aktifitas pungutan sumbangan rumah ibadah di jalan umum juga berpotensi akan membuka peluang terjadinya praktik korupsi jika yang mengurus sumbangan itu tidak jujur.
Selain itu, sambung Deru, harga diri dan marwah umat Islam sebagai masyarakat terbanyak di Sumsel akan ikut tercoreng.
“Umat Islam di Sumsel banyak yang kaya, banyak yang jadi pejabat yang siap membantu. Mungkin caranya memintanya saja perlu kita benahi agar orang-orang dermawan ini tertarik untuk menyumbang,” ungkap dia.
Ia menyebut jumlah masjid di Sumsel pun sangat banyak. Di Kota Palembang saja tercatat lebih dari dua ribu masjid, baik yang dibangun secara mandiri, berkelompok, swadaya, dan sebagainya.
“Jangan ragu untuk berbicara kepada pemimpin (pejabat) terkait kebutuhan ibadah. Safari Jumat yang saya lakukan sejak 2005 lalu ini sebagai upaya untuk memberikan bantuan dan menghidupkan semangat beribadah masyarakat agar lebih baik lagi ke depannya,” tutup dia.
Reporter: Rio Adi Pratama
Editor: Bernadetta Febriana
[ad_2]
Sumber Berita