[ad_1]
Telegraf – Sampah plastik dari waktu kewaktu menunjukan peningkatan sangat signifikan, berbagai cara untuk menekan peningkatan tersebut hingga pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait pengurangan sampah plastik.
Dompet Dhuafa juga andil dalam progeam pengurangan sampah plastik melalui program kampanye pengurangan penggunaan plastik sebagai alat pembungkus. Perubahan pemakaian plastik ke bahan ramah lingkungan sudah di jalankan Dompet Dhuafa dari tahun lalu, seperti pada kurban yang tahun ini dengan meniadakan plastik sebagai wadah pembungkus daging, melainkan besek dari bambu maupun rotan, bahkan di Indonesia bagian timur tepatnya di Sorong, Papua, warga mempergunakan kokoya.
Kokoya terbuat dari daun sukun dan digunakan sebagai pengganti kantong plastik yang bermaksud sebuah kelestarian alami dan agar ramah lingkungan. Biasanya Kokoya digunakan sebagai wadah menaruh lauk pauk ataupun sebagai makanan hantaran.
“Kurban tahun ini akan sama dengan tahun sebelumnya terutama pada titik pembungkusan daging kurban, yang akan menggunakan pembungkus ramah lingkungan seperti besek, daun jati, daun pisang dan lain-lain, selain meningkatkan pendapatan ekonomi pengrajin tersebut,” ujar Zainal Abidin Sidik Ketua Tebar Hewan Kurban (THK) DD 2020 dalam keterangan persnya.
Bambang Suherman, Direktur Pengembangan Zakat mengungkapkan meski di tengah pandemi Covid-19 DD terus berupaya melakukan harmonisasi lingkungan melalui program programnyaseperti cotoh dengan menginisiasi program kebun pangan keluarga,
“Pada pengembangan kebun pangan, DD memperhatikan aspek lingkungan mulai dari pembuatan kebun pangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang terbengkalai seperti ember, pipa peralon hingga kantong bekas semen sebagai polibag. Selain itu pemanfaatan lahan terbatas seperti di atap gedung, pemukiman padat hingga lahan kosong dapat dimanfaatkan sebagai kebun pangan serta menciptakan lingkungan hijau yang produktif,” ujarnya.
Selain kebun pangan, para relawan yang tergabung di Dompet Dhuafa (DD Voulenteer) mempunyai peran dalam mengkampanyekan lingkungan, para relawan sudah mulai membuat regulasi untuk mengurangi produksi sampah dalam kegiatan kerelawanan, seperti tidak overpackage di paket paket bingkisan dan santunan anak anak, menggunakan goodie bag untuk tas bingkisan bukan plastik ulang tahun. Relawan (DDV) membawa tumbler dan panitia menyediakan refil air minum, menggunakan konsep prasmanan untuk makan relawan. Selain itu beberapa tahun terakhir ini, para relawan juga aktif menanam mangrove di pesisir pantai dan menanam pohon beberapa lokasi di indonesia, serta aktif dalam peringatan World Clean Up Day.
“DD Voulenteer membuat gerakan yang namanya #SumpahGakNyampah ini aksi Nasional yang di mulai sejak Desember 2019 di Mojokerto yang di hadiri oleh relawan DD seluruh Indonesia, berupa komitmen bersama untuk mengurangi sampah dalam setiap aksi kerelawan dan kehidupan sehari hari, tindaklanjutnya kami membuat Indonesia community gathering dengan tema yang sama “sumpah gak nyampah” untuk mengajak komunitas lain baik komunitas lingkungan maupun non lingkungan untuk bersama sama untuk menjaga bumi dan mengurangi sampah,” ujar Fajar Firmansyah, selaku Koordinator Dompet Dhuafa Voulenteer (DDV) Nasional.
Phot credit : Ilustrasi Dompet Dhuafa/Doc/ist
[ad_2]
Sumber Berita