#  

Film Biopik Djuanda Diputar di Jakarta dalam Pengkajian Ramadan 1446 H Pimpinan Muhammadiyah

Temposiana.comFilm Biopik Djuanda Diputar di Jakarta dalam Pengkajian Ramadan 1446 H Pimpinan Muhammadiyah

 

 

 

 

 

 

 

Pengkajian Ramadan 1446 H yang digelar oleh Pimpinan Muhammadiyah berlangsung dengan penuh khidmat di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Mengusung tema Pengembangan Wasathiyah Islam Berkemajuan: Tinjauan Teologis, Ideologis, dan Praksis, acara ini menghadirkan berbagai diskusi mendalam serta pemutaran film Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia.

Film biopik yang diproduksi oleh Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Mix Production ini untuk pertama kalinya diputar di Jakarta setelah sukses menggelar penayangan perdana di Yogyakarta.

Pemutaran ini menjadi momen penting dalam mengenalkan lebih jauh perjuangan Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, tokoh nasional yang berjasa besar dalam memperjuangkan kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan.

Lebih dari 500 warga Muhammadiyah dari berbagai daerah, termasuk Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Sumatera, menghadiri acara ini dengan antusias.

Film Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia mengangkat kisah hidup dan perjuangan Ir. Djuanda, khususnya terkait Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menjadi tonggak sejarah dalam menegaskan kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan.

Deklarasi tersebut menetapkan batas wilayah Indonesia dengan menghitung perairannya dari titik terluar pulau-pulau yang ada, sehingga memperkokoh kedaulatan negara.

Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) sekaligus Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menegaskan bahwa perjuangan Ir. Djuanda sangat berpengaruh dalam membentuk Indonesia seperti saat ini.

“Tanpa perjuangan beliau, Indonesia tidak akan memiliki wilayah seluas sekarang. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17 ribu pulau, dan semua itu menjadi satu kesatuan berkat perjuangan beliau,” ujarnya.

Lebih lanjut, Abdul Mu’ti berharap bahwa film ini dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat, khususnya kader Muhammadiyah, untuk lebih memahami sejarah perjuangan bangsa dan meneladani semangat juang para pahlawan.

“Mudah-mudahan, setelah menyaksikan film ini, akan lahir Djuanda-Djuanda baru dari rahim kader persyarikatan Muhammadiyah,” tambahnya.

Hadir dalam acara ini, Ismeth Wibowo, cucu pertama Ir. Djuanda, yang menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung produksi serta pemutaran film ini.

Ismeth juga mengingatkan bahwa sejak muda, Ir. Djuanda telah mengabdikan diri kepada Muhammadiyah sebagai kepala sekolah, meskipun saat itu ia mendapatkan tawaran gaji lebih tinggi dari pemerintah kolonial Belanda.

Selain pemutaran film, acara Pengkajian Ramadan ini juga menjadi ajang penting dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Selain itu, dilakukan pula serah terima Sertifikat Hak Milik dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Turut hadir dalam acara ini beberapa pejabat tinggi negara, antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Nusron Wahid, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, serta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.

Kehadiran para pejabat ini menegaskan dukungan pemerintah terhadap penguatan wasathiyah Islam serta penghargaan terhadap perjuangan Ir. Djuanda dalam memperkokoh kedaulatan negara.

Penayangan film ini diharapkan menjadi refleksi bagi masyarakat untuk terus menjaga dan melanjutkan semangat perjuangan Ir. Djuanda dalam mempertahankan dan membangun Indonesia sebagai negara kepulauan yang kuat dan berdaulat.

Exit mobile version