#  

Ganjar Sambangi Budidaya Lele Eks Napiter di Semarang

[ad_1]

Semarang, Gatra.com – Sejumlah mantan narapidana terorisme (napiter) di Kota Semarang, Jawa Tengah yang telah bertobat, aktif mengembangkan budidya ikan lele dengan menggandeng warga setempat.

Kegiatan budidaya lele ini dilakukan eks napiter bersama warga Sumur Adem IV Kelurahan Bangetayu Kulon Kecamatan Genuk, Kota Semarang.

Penggagas budidaya lele itu adalah eks napiter, Sri Pujimulyo Siswanto. Ia divonis 12 tahun penjara, karena menyembunyikan pelaku Bom Bali, Noordin M. Top dan Dr. Azhari.

Bersama teman-teman eks napiter lainnya yang tergabung dalam Yayasan Persadani, Sri Puji memilih jalan ekonomi supaya bisa diterima kembali oleh masyarakat.

“Budidaya lele dimulai sejak 2019 dengan meminjam lahan milik warga. Sejak saat itu, kolam lele dengan kapasitas 7.500 ekor itu sudah panen satu kali,” katanya kepada Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang menyambangi tempat itu, Minggu (20/11).

Menurut Sri, panen pertama tidak lele jual, tapi dibagikan pada masyarakat setempat. Sedangankan untuk panen kedua akan dijual dengan membuka kuliner Lele Sawah dengan membangun saung di sekitar lahan ini.

Melalui kegiatan budidaya lele ini, lanjut ia, tidak hanya untuk mencukupi ekonomi keluarga, tapi juga sebagai metode mendekatkan diri kepada masyarakat.

“Dengan budidaya lele ini pergaulan dan interaksinya dengan masyarakat semakin cair, bisa menerima dan memahami,” ujarnya.

Sementara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, mengatakan kegiatan eks napiter tersebut merupakan contoh yang bagus yakni bisa kembali diterima masyarakat.

“Pak RT mendukung, pengusaha, dan masyarakat mendukung, akhirnya mereka diterima, saling bantu bahkan bisnis bareng. Narasi-narasi positif ini harus kita gaungkan,” kata dia.

Lebih lanjut Ganjar menyatakan, ada dua persoalan yang dihadapi eks napiter agar bisa kembali pada masyarakat setelah bertobat. Pertama adalah tingkat penerimaan masyarakat dan kedua sektor ekonomi.

“Saya senang di masyarakat Sumur Adem IV Kelurahan Bangetayu Kulon Kecamatan Genuk dapat menerima dan membantu ekonomi mantan napiter, BNPT juga membantu, Pemda juga karena ini anak-anak saya,” ujar Ganjar.

Kepada mantan napiter, Ganjar berharap menjadi juru bicara yang mengedukasi masyarakat agar tidak terjerumus menjadi teroris.

“Ngebom ndak boleh, bunuh orang nggak boleh apalagi fitnah. Saya mengapresiasi dan pasti akan memberikan dukungan pada program-program ini,” tandas dia.

Ketua Yayasan Persadani, Mahmudi alias Yusuf menjelaskan, ada 25 orang eks napiter yang sudah bertobat menjadi anggota yayasan.

“Berharap masyarakat mau menerima dan mendukung kami untuk menjalani hari-hari mendatang. Kami juga berharap bantuan serta dukungan pemerintah terhadap program-program yang kami jalankan,” harap dia.

Sedangkan, Ketua RT 3/11 Bangetayu Kulon, Hendi Kartika menyatakan, dukungan pada eks napiter memang perlu dilakukan supaya bisa nyaman dan tidak kembali pada jalan yang salah.

“Memang banyak kendala, tapi pelan-pelan kami berusaha meyakinkan warga bahwa mereka sudah bertobat. Kegiatan budidaya lele ini, semakin menyatukan warga. Sudah tidak ada lagi stigma negatif bahwa itu mantan teroris, orang jahat dan lainnya,” jelas Hendi.


Reporter: Insetyonoto

Editor: Arif Sugiono


[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *