Hari ini, 28 Tahun Lalu Simbol Perjuangan Kaum Buruh Marsinah Tewas

[ad_1]

TEMPO.CO, Jakarta – Hari ini, 8 Mei 2021, 28 tahun yang lalu, simbol perjuangan kaum buruh di Indonesia, Marsinah dibunuh setelah menghilang beberapa hari pasca melakukan aksi bersama rekan buruhnya di PT Catur Putera Surya atau CPS. Marsinah ditemukan tewas dengan luka tembak di tubuhnya.

Jasad Marsinah baru ditemukan pada 9 Mei 1993 di hutan Dusun Jegong, Nganjuk, Jawa Timur. Namun, hasil forensik menyatakan Marsinah sudah meninggal sehari sebelumnya. Saat ditemukan, jasadnya dipenuhi luka dan hasil forensik menyatakan, sebelum tewas ia sempat diperkosa yang sampai saat ini tidak diketahui pelakunya.

Awal 1993, Gubernur KDh (Kepala Daerah) Tk. I Jawa Timur mengeluarkan Surat Edaran No. 50/Th. 1992, yang berisi imbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20 persen gaji pokok. Namun, banyak perusahaan yang menolak salah satunya yaitu, PT CPS.

Hal ini menimbulkan keresahan bagi karyawan PT CPS dan tentunya membuat mereka berang. Mereka mengambil langkah untuk melakukan unjuk rasa pada 3-4 Mei 1993. Dalam unjuk rasa tersebut mereka meminta dinaikkan upah dari Rp 1.700 menjadi Rp 2.250 per bulan.

Salah satu yang tergabung dalam aksi tersebut yaitu Marsinah. Ia bersama rekan-rekannya memberikan 12 tuntutan, salah satunya ialah tunjangan cuti haid. Marsinah memegang kendali aksi setelah rekannya, Yudo Prakoso disibukkan dengan panggilan dari militer atas tuduhan penghasutan mogok kerja.

Ketegangan semakin memuncak pada 5 Mei 1993 ketika 13 karyawan lainnya yang dituduh menghasut untuk melakukan mogok kerja dibawa ke Komando Distrik Militer atau Kodim Sidoarjo.

Setelah ditahan cukup lama, akhirnya 13 karyawan tersebut dipulangkan kembali dan Marsinah membawa kabar bahwa tuntutan kenaikan upah sudah dikabulkan oleh pihak perusahaan. Setelah berbincang menganai kabar tersebut ia pamit untuk makan lalu pulang.

Setelah aksi tersebut, rekan-rekan Marsinah di PT. CPS tidak menjumpainya. Namun, mereka mengira Marsinah sedang pulang ke kampung halamannya di Nganjuk. Prediksi mereka keliru setelah mendapat kabar Marsinah ditemukan tewas pada 9 Mei 1993.

Seperti arloji yang selalu berputar setiap detik, ingatan akan Marsinah dan perjuangannya bersama karyawan PT CPS selalu diperingati setiap hari buruh yang dihelat setiap 1 Mei.  Mengutip puisi Sapardi Djoko Damono, “Marsinah itu arloji sejati, melingkar di pergelangan tangan kita ini.”

GERIN RIO PRANATA

Baca: Peringati Kematian Marsinah, Ini Tuntutan Gerak Perempuan



[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version