India Alami Krisis Covid-19 Terburuk di Dunia

[ad_1]


Telegraf – Lebih dari 187.000 orang meninggal akibat virus corona (Covid-19) yang melanda India. Hal itu diketahui berdasarkan angka resmi Kementerian Kesehatan India.

India mencatat krisis Covid-19 terburuk di dunia saat lonjakan kematian dan keruntuhan sistem perawatan kesehatan nasional, dialnsir dari ABC News Minggu (25/04/2021).

Pada Jumat (23/4/2021), negara Bollywood itu melaporkan lebih dari 332.000 kasus infeksi baru, rekor dunia untuk hari kedua berturut-turut yang menambah jumlah kasus melebihi 16 juta sejak pandemi dimulai.

Dengan lebih dari 4 juta kasus tercatat, Maharashtra adalah negara bagian yang paling parah terkena dampak di negara berpenduduk hampir 1,4 miliar orang.

Gambar kremasi massal beredar online, saat India bergulat dengan ‘banjir’ kematian dan sistem perawatan kesehatan yang runtuh. Lonjakan tersebut telah menimbulkan rasa sakit, ketakutan, dan kecemasan bagi jutaan keluarga di seluruh negeri. Saat mereka berusaha mati-matian untuk mengatasi krisis, ribuan orang India beralih ke media sosial untuk meminta bantuan.

Pesan dari orang-orang yang mencoba mencari tempat tidur kosong, pasokan oksigen yang langka atau obat antiviral remdesivir membanjiri Twitter dan Facebook.

Di negara bagian Maharashtra, India barat, Seorang pria bernama Durge adalah satu dari lebih dari 187.000 orang, menurut angka resmi, meninggal akibat Covid-19 yang melanda India.

Sang kakak Ujwala Dupare sempat mencengkeram tangan Durge yang berusaha mengatur napas di belakang mobil. “Jangan takut, saya di sini. Saya tepat di sebelahmu,” kenangnya kepada Praveen Durge, 40, saat keluarganya dengan panik mencari ranjang rumah sakit yang kosong.

“Dia mulai ketakutan, dan dengan pelan mengatakan kepada kami bahwa dia pikir dia akan mati. Saya terus meyakinkannya, memegangi tangannya,” kata Dupare kepada NBC News dalam wawancara telepon.

Ketika mereka mendekati rumah sakit terakhir dalam daftar mereka, istri Durge, Khushbu, melihat matanya telah terpejam. Dia berteriak dan memanggil namanya. “Bangun, tolong, bangun,” serunya, menurut Dupare.

Durge, ayah satu anak itu akhirnya meninggal di kursi belakang mobil akibat komplikasi terkait Covid-19. Pada pekan lalu, Durge yang bekerja sebagai seorang guru sekolah, pertama kali mengalami demam dan batuk biasa.

Menduga telah teinfeksi Covid-19, Durge pergi ke rumah sakit swasta pada Sabtu (17/04/2021), berharap untuk dirawat dan menerima perawatan. Tetapi rumah sakit tidak memiliki ruang atau alat pengujian Covid-19.

Rumah Sakit justru mengirim Durge pulang hanya dengan obat-obatan untuk meredakan sakit tenggorokannya. Keesokan harinya, kesehatannya memburuk dengan cepat, kata saudara perempuannya.

Pada Minggu (18/4/2021) pukul 2 pagi waktu setempat, dia bangun dan tidak bisa bernapas dengan teratur. “Suami saya, istrinya, dan saya segera memasukkannya ke dalam mobil dan kami berkendara dari rumah sakit ke rumah sakit untuk mencari ranjang rumah sakit yang kosong,” katanya.

Selama lebih dari tiga jam, pada Minggu (18/4/2021 dini hari, mereka pergi ke sekitar 12 rumah sakit di seluruh kota Chandrapur. “Mereka semua menolak kami,” imbuh Dupare.

“Tidak ada satu dokter pun yang keluar untuk melihat saudara laki-laki saya, bahkan seperti yang kami minta. Kami sangat tertekan, kami bahkan memohon kepada dokter untuk membiarkan dia tidur di lantai rumah sakit. Semua orang mengatakan tidak,” ungkapnya.


Photo Credit: Lebih dari 187.000 orang meninggal akibat Covid-19 yang melanda India. Hal itu diketahui berdasarkan angka resmi Kementerian Kesehatan India. EPE/Divyankant Solaki

 

Didik Fitrianto
Latest posts by Didik Fitrianto (see all)



[ad_2]

Sumber Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *