Temanggung, Gatra.com- Sekretaris II Satgas Covid-19 Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Djoko Prasetyono, mengatakan, kembali melonjaknya kasus Covid-19 di berbagai wilayah di Jawa Tengah membuat Pemkab Temanggung meningkatkan kewaspadaan. Lantaran, saat ini kawasan di lereng Sumbing, Sindoro tersebut berada di antara daerah yang masuk zona merah.
“Temanggung dikepung daerah-daerah zona merah, kalau tidak hati-hati dan waspada, bukan tidak mungkin zonasi epidemologi Temanggung yang sekarang masuk zona kuning bisa menjadi zona merah. Maka kami minta masyarakat meningkatkan kewaspadaan,” katanya Senin (14/6).
Sebagaimana diketahui beberapa daerah di Jawa Tengah kini masuk zona merah. Antara lain, Kudus, Jepara, Pati, Grobogan, Demak, Sragen, Brebes, Kabupaten Semarang, Kabupaten Tegal, Karanganyar, dan Wonogiri. Bahkan di Kudus terindikasi sudah ada varian Covid-19 India yang penularannya lebih cepat.
Menurut Djoko, data angka perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Temanggung sendiri bergerak tinggi. Pada tanggal 5 Juni 2021 angka kasusnya ada 67 terdiri dari isolasi mandiri 43 dan di rawat di rumah sakit 24 orang. Pada tanggal 12 Juni angka menjadi 248 terdiri dari 206 melakukan isolasi mandiri sedangkan 42 lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.
Melihat realitas tersebut maka ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan, kehati-hatian menjaga supaya Covid-19 di Temanggung tidak melonjak. Protokol kesehatan, kata Djoko menjadi syarat mutlak untuk diterapkan guna menangkal Covid, yakni dengan menjalankan disiplin protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Pemkab Temanggung sendiri telah melakukan berbagai langkah antisipasi, terutama menjelang panen raya tembakau yang merupakan komoditas unggulan. Yakni dengan mempercepat vaksinasi bagi para pedagang dan pelaku pertembakauan pada Senin (7/6). Selain itu akan melihat perkembangan wilayah sekitar dan internal Temanggung guna menentukan langkah selanjutnya.
Intinya adalah tetap bisa memanen tembakau dengan baik dengan hasil dan harga baik pula. Namun di sisi lain masyarakatnya tetap bisa menerapkan protokol kesehatan, sehingga tidak ada lonjakan kasus. Harapannya antara kegiatan ekonomi dengan protokol kesehatan tetap bisa berjalan bersamaan.
“Apalagi sekarang menjelang panen raya tembakau, jangan sampai kasus Covid dijadikan alasan untuk menekan harga. Kita ingin Temanggung aman dari Covid, kita ingin tembakau rejeh, ingin tembakau payu larang (laku mahal). Oleh karena itu, tingkatkan disiplin protokol kesehatan, kurangi mobilitas atau bepergian jika memang tidak penting sehingga kerumunan pun bisa dicegah,” katanya.