Kita Harus Bagaimana? – indonesianlantern.com

[ad_1]

Bendera setengah tiang di seluruh kantor pemerintah AS, termasuk Gedung Putih, ditetapkan untuk menghormati 8 korban penembakan di Atlanta, Kamis lalu. Para korban adalah karyawati tiga tempat kebugaran yang berbeda lokasi itu, ditembak mati tersangka pelakunya, Robert Aaron Long, karena alasan sepele: ‘’Penembakan itu saya lakukan karena saya ketagihan seks,’’ tutur Aaron, 21 tahun.

Tentu saja alasan itu sulit dipercaya, mengingat 6 dari para korban adalah wanita berdarah Asia. ‘’Apapun motifnya, kenapa mayoritas korbannya adalah Asia,’’ tutur Walikota Atlanta, Keisha Lance Bottoms. ‘’Kami juga tahu kasus seperti ini terjadi di seluruh negeri. Hal ini tidak bisa diterima. Aksi penuh kebencian seperti ini harus dihentikan,’’ sambung Keisha Lance Bottoms.

Memang, kebencian terhadap warga Asia, makin marak dua bulan terakhir ini. Xiao Zhen Xie, seorang wanita berusia 75 tahun tiba-tiba dipukul wajahnya oleh seorang warga kulit putih saat menunggu menyeberang jalan di California. Namun Xiao mampu membalas penyerangnya dengan tongkat kayu, hingga pelaku babak belur. ‘’Kamu kan gelandangan, kenapa memukul saya,’’ tutur Xiao dalam bahasa Mandarin. Kabar terakhir menyebutkan tersangka pelaku ditahan polisi setempat.

Tak hanya itu. Serangkaian penyerangan terhadap warga Asia juga banyak terjadi di beberapa kota. Mulai dari wajah korban yang disilet dengan cutter sepanjang wajah korban, dipukuli tanpa sebab, sampai perundungan (bully) di atas kereta bawah tanah, yang terjadi hampir setiap hari.



NBC News melaporkan, tahun lalu, kasus rasialisme tercatat hingga 3.800 kasus, dan mayoritas dialami warga keturunan Asia. Sebanyak 183 organisasi nasional di bawah bendera Asian American Pacific Islander, AAPI meminta Gedung Putih untuk mengalokasikan dana sebesar $ 300 juta.

Permintaan itu disampaikan AAPI ke Presiden Joe Biden dan Wapres Kamala Harris, dalam pertemuan di Atlanta Jumat kemarin. Rinciannya, $ 100 juta untuk meningkatkan program-program diskriminasi anti Asia. Lalu, $ 200 juta sisanya untuk mendanai ‘’Program jangka panjang, untuk menciptakan keamanan dan pemulihan serta ketahanan komunitas Asia,’’ tulis Yahoo News.

‘’Komunitas kami tidak aman lagi di jalanan. Mereka takut disilet, dipukul, didorong, digebuki dan diludahi,’’ bunyi surat yang disampaikan ke Presiden Joe Biden. ‘’Yang paling lemah adalah wanita Asia. Mereka 2,3 kali lebih rentan mengalami kasus kriminal dibanding kaum pria,’’ sambung surat itu lagi.



Sementara itu, pihak Konsulat Jenderal RI di New York membuka saluran telepon pengaduan korban rasialisme, sejak tahun lalu. Konsul Jenderal RI Arifi Saiman mengirim surat ke Pemerintah Kota Philadelphia, dan bertemu secara daring dengan Pemerintah Kota New York, untuk meminta perhatian dan pengamanan terhadap ‘’KJRI New York bersikap pro-aktif melindungi warga kita,’’ tulis Arifi Saiman.

Imbauan agar berhati-hati juga diutarakan Pastor Immanuel Tandean, pemimpin GPDI New Life yang meminta komunitas agar lebih waspada di tempat umum. Bahkan Pastor Hendy Matahelemual dari Mosaic Mennonites, dan Pastor Aldo Siahaan, menyatakan menolak aksi kekerasan terhadap komunitas Asia yang makin meningkat dewasa ini. 

Sementara itu Pastor Tenny Landena, selaku wakil komunitas Indonesia masih melakukan serangkaian pertemuan dengan pihak kepolisian Philadelphia, untuk membahas langkah-langkah yang dilakukan pihak keamanan. Terutama tentang perlakuan oknum polisi terhadap warga Asia. ‘’Kami masih berunding tentang hal itu,’’ tuturnya.

Pada hari Minggu 21 Maret 2021 nanti, majalah Indonesianlantern.com akan menggelar pertemuan daring dengan komunitas Indonesia. Pertemuan berjudul ‘’Menghadapi Aksi Kebencian Asian-America’’ yang dimulai pukul 19.00 waktu setempat itu, akan menghimpun keluh kesah komunitas Indonesia di AS tentang maraknya aksi kebencian warga Asia-Amerika. Terutama menanggapi penjelasan Randy Duque, Philadelphia Commission Human Relation yang menjelaskan, kasus rasialisme anti-Asia tidak sebanyak seperti di kota-kota lain di AS. (DP).

[ad_2]

Sumber Berita

Exit mobile version